Mohon tunggu...
Muhammad Irfan
Muhammad Irfan Mohon Tunggu... Freelancer - Jurnalis

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Jangan Rusak Reputasi Korban Kekerasan Seksual

4 November 2023   23:13 Diperbarui: 4 November 2023   23:15 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.pexels.com/photo/faceless-muscular-ethnic-man-grabbing-wrist-of-girlfriend-during-dispute-5699780/

Kasus kekerasan seksual masih menjadi masalah serius di Indonesia. Menurut data dari Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), pada tahun 2022, terdapat 502.878 kasus kekerasan seksual yang dilaporkan, dengan korban terbanyak adalah perempuan.

Korban kekerasan seksual sering kali mengalami trauma dan dampak psikologis yang mendalam. Selain itu, reputasi korban juga sering kali menjadi sasaran pelaku atau orang-orang di sekitarnya.

Mengapa reputasi korban kekerasan seksual perlu dijaga?

Korban kekerasan seksual telah mengalami trauma dan penderitaan yang luar biasa. Reputasi yang rusak dapat memperburuk kondisi korban. Korban dapat merasa malu, bersalah, dan terisolasi. Hal ini dapat membuat korban semakin sulit untuk pulih dari trauma.

Selain itu, reputasi yang rusak dapat membuat korban sulit untuk mendapatkan bantuan. Banyak korban yang takut untuk melapor atau mencari bantuan karena khawatir akan dihakimi atau dirugikan.

Bagaimana cara menjaga reputasi korban kekerasan seksual?

Berikut adalah beberapa cara untuk menjaga reputasi korban kekerasan seksual:

  • Jangan menyalahkan korban. Korban kekerasan seksual bukanlah pelakunya. Mereka adalah korban yang tidak bersalah.
  • Jangan menyebarkan informasi pribadi korban. Informasi pribadi korban, seperti identitas, alamat, atau foto, sebaiknya tidak disebarkan tanpa izin.
  • Bersikaplah empati dan suportif. Dengarkan cerita korban dengan empati dan tunjukkan bahwa Anda mendukungnya.
  • Dukung korban untuk mencari bantuan profesional. Korban kekerasan seksual perlu mendapatkan bantuan profesional untuk pulih dari trauma.

Contoh perilaku yang dapat merusak reputasi korban kekerasan seksual:

  • Menyebarkan foto atau video korban tanpa izin.
  • Mempublikasikan identitas korban tanpa izin.
  • Menghina atau mengejek korban.
  • Menyalahkan korban atas kekerasan yang dialaminya.

Contoh perilaku yang dapat membantu menjaga reputasi korban kekerasan seksual:

  • Mendengarkan cerita korban dengan empati.
  • Menawarkan dukungan dan bantuan.
  • Mendorong korban untuk mencari bantuan profesional.
  • Jika Anda mengetahui atau mengalami kekerasan seksual, segera laporkan kepada pihak yang berwenang.
  • Dukung korban kekerasan seksual untuk mendapatkan bantuan.
  • Berhenti menyebarkan informasi yang dapat merusak reputasi korban kekerasan seksual.

Membela korban kekerasan seksual adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan menjaga reputasi korban, kita dapat membantu mereka untuk pulih dari trauma dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun