Mohon tunggu...
Muhammad Irfan
Muhammad Irfan Mohon Tunggu... Freelancer - Jurnalis

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Janji Normatif Calon Presiden: Antara Harapan dan Kenyataan

4 November 2023   19:09 Diperbarui: 4 November 2023   19:48 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak positif:

  • Dapat meningkatkan elektabilitas calon presiden
  • Dapat meningkatkan partisipasi pemilih

Dampak negatif:

  • Dapat menimbulkan kekecewaan pemilih jika janji tidak ditepati
  • Dapat menjadi isu yang diperdebatkan dalam pemilihan presiden

Janji normatif calon presiden memiliki peran penting dalam pemilihan presiden. Namun, calon presiden harus berhati-hati dalam membuat janji normatif agar tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari.

Saran untuk calon presiden:

  • Buatlah janji normatif yang spesifik dan dapat diukur keberhasilannya
  • Berikan penjelasan yang jelas tentang bagaimana janji normatif tersebut akan direalisasikan

Contoh paragraf dalam isi artikel:

Janji normatif calon presiden sering kali bersifat umum dan abstrak, sehingga sulit untuk diukur keberhasilannya. Misalnya, calon presiden A berjanji untuk "meningkatkan kesejahteraan rakyat". Janji ini memang terdengar baik, tetapi sulit untuk menentukan apakah calon presiden A telah berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat jika hanya berdasarkan janji tersebut.

Untuk mengatasi kelemahan ini, calon presiden harus memberikan penjelasan yang jelas tentang bagaimana janji normatif tersebut akan direalisasikan. Misalnya, calon presiden A dapat menjelaskan bahwa ia akan meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Dengan penjelasan yang jelas, pemilih akan memiliki gambaran yang lebih baik tentang bagaimana calon presiden A akan mewujudkan janjinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun