Mohon tunggu...
Muhammad Irfan
Muhammad Irfan Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswa

bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Social Loafing Dalam Berorganisasi? Yuk Kenali Apa Itu dan Gimana Pencegahannya

25 Desember 2023   20:10 Diperbarui: 25 Desember 2023   20:32 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kamu sering merasa lelah dan kehilangan semangat saat terlibat dalam kegiatan organisasi? Jangan-jangan, kamu sedang mengalami fenomena yang dikenal sebagai "social loafing." Social loafing adalah suatu kondisi di mana seseorang cenderung mengurangi usahanya saat berada dalam kelompok, merasa bahwa kontribusinya tidak begitu berdampak. Fenomena ini dapat merugikan produktivitas tim dan membuat individu kehilangan minat terhadap aktivitas organisasional.

Apa Itu Social Loafing?

Perilaku seseorang yang kurang berkontribusi atau berusaha dalam kelompok disebut social loafing. Hal ini sering terjadi ketika seseorang merasa kontribusinya tidak terlalu penting, sehingga mereka lebih cenderung melepaskan tanggung jawab atau mengurangi kualitas keterlibatan mereka dalam sebuah proyek atau kegiatan. Dampaknya dapat terasa tidak hanya bagi individu yang terlibat, tetapi juga bagi kelompok secara keseluruhan.  

Penyebab Social Loafing? 

Beberapa faktor dapat menjadi pemicu social loafing. Salah satunya adalah kurangnya identifikasi individu terhadap peran dan tujuan kelompok. ketidakjelasan ini dapat membuat seseorang merasa kontribusinya tidak begitu penting. Selain faktor-faktor seperti kurangnya tanggung jawab individual, kurangnya pengakuan atas usaha, dan perasaan terlalu banyaknya anggota dalam kelompok juga dapat memicu social loafing.

Bagaimana Cara Mengatasi Social Loafing?  

1. Klarifikasi Peran dan Tujuan : Pastikan setiap anggota kelompok memahami peran dan tujuan masing-masing, sehingga setiap kontribusi dianggap berharga.  

2. Pemberian Tanggung Jawab Individu : Berikan setiap anggota tanggung jawab khusus agar mereka merasa bertanggung jawab atas kesuksesan kelompok. 

3. Pengakuan dan Reward : Apresiasi terhadap usaha individu itu sangat penting. Pengakuan dan reward dapat menjadi motivasi yang kuat untuk mencegah social loafing. 

4. Kecilkan Ukuran Kelompok: Kelompok yang terlalu besar memiliki resiko social loafing yang lebih tinggi, Membagi kelompok menjadi subkelompok kecil dapat meningkatkan keterlibatan individu. 

Dengan memahami social loafing dan mengambil tindakan pencegahannya, kita dapat menciptakan lingkungan organisasi yang lebih produktif dan memotivasi setiap anggota untuk melakukan yang terbaik. Jadi, jangan biarkan kelelahan berorganisasi merusak semangatmu---kenali dan atasi social loafing sekarang! 

Muhammad Irfan, Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun