Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Wahyu Wardana
Muhammad Iqbal Wahyu Wardana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Meskipun aku diam tenang bagai ikan, tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Resensi Series "Teluh Darah", Getih Dibales Getih

15 Mei 2023   22:23 Diperbarui: 15 Mei 2023   22:31 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serial ini berasal dari naskah yang ditulis oleh Agasyah Karim, Khalid Kashogi, Bayu Kurnia, Kimo Stamboel. Cerita dalam serial ini bergenre horor dan thriller (cerita yang menegangkan). Kisah dari Teluh Darah ini merupakan realitas dari masyarakat Indonesia. Serial ini bercerita tentang suatu keluarga yang disantet oleh seseorang yang dendam kepada keluarga tersebut. Dalam serial ini dapat menyajikan kisah santet seperti yang terjadi dalam masyarakat Indonesia. Serial ini merupakan produksi dari RAPI FILMS dan disutradarai oleh Kimo Stamboel. Rating dari serial ini dilansir dari cineverse.id mendapatkan skor 8,4 dari 10.

Serial ini memiliki 10 episode, setiap episodenya seperti puzzle yang jika tersusun dapat mengungkap latar belakang dari cerita tersebut. Serial ini tayang bertahap mulai dari 25 Februari hingga 29 April 2023. Sebelumnya, serial ini ditayangkan perdana pada ajang Festival Film Internasional Busan ke-27 yang diselenggarakan pada 6 hingga 7 Oktober 2022. Teluh Darah menjadi satu-satunya serial dari Asia Tenggara yang terpilih dalam kategori On Screen bersama beberapa serial lainnya dari Eropa dan Korea Selatan.

Serial Teluh Darah menjadi serial yang menarik karena ceritanya merupakan paduan dari sejarah dan fantasi horor. Film dilihat dari sudut pandang sejarah yaitu menceritakan tentang Tragedi Pembantaian Dukun Santet Banyuwangi 1998 atau dikenal juga dengan Tragedi Ninja yang sampai saat ini tidak pernah diketahui motif dan pelaku utamanya. Sudut pandang fantasi horor dari serial ini dilihat dari kejadian-kejadian santet yang ditampilkan sangat cringe bagi yang menontonnya mulai dari terdapat kelabang dalam tubuh, tawon yang keluar dari wajah, hingga membuat yang terkena santet membunuh dirinya sendiri.

Serial ini dibintangi oleh Mikha Tambayong sebagai Wulan, Deva Mahenra berperan sebagai Esa, Lukman Sardi berperan sebagai Ahmad, Imelda Therinne berperan sebagai Astuti, Justin Adiwinata berperan sebagai Wisnu, Hingka Moedra berperan sebagai Harun, Bizael Tanasale berperan sebagai Reno, Willem Bevers berperan sebagai Bondan, Ence Bagus berperan sebagai Asep, Mike Lucock berperan sebagai Otto, Dayu Wijanto berperan sebagai Liliana, Aulia Namira berperan sebagai Ipah, Kiki Narendra berperan sebagai Ridho.

Serial Teluh Darah pada episode pertama yang berjudul "Kiriman" bercerita tentang permulaan cerita yang dimulai dari keluarga yang hangat dan saling mendukung satu sama lain. Namun, pada suatu malam terdengar suara kencang dari atas rumah mereka dan mulai saat itulah kejadian-kejadian aneh mulai terjadi pada keluarga mereka seperti belatung bermunculan dimana-mana. Disisi lain, rekan kerja Pak Ahmad yaitu Pak Bondan juga mengalami hal yang serupa kejadian aneh menimpa dirinya hingga pada akhir episode ini dirinya meninggal secara tragis.

Pada episode kedua yang berjudul "Peringatan Berdarah" dan ketiga yang berjudul "Ganjaran Masa Lalu" bercerita tentang rangkaian peristiwa Pak Ahmad terkena teluh yang ditandai awal dengan kesakitan yang dirasakan Pak Ahmad saat acara perayaan ulang tahunnya di taman rumah. Rangkaian teror berlanjut saat di rumah sakit yaitu Wisnu melihat ada pusaran tawon yang berputar di toilet. Tanda-tanda tersebut akhirnya menuju dengan kematian ayahnya yaitu Pak Ahmad dengan keluar banyak tawon dari bagian kepalanya.

Setelah kematian ayahnya tersebut, Wulan mulai mempercayai bahwa ada hal tidak logis terkait kematian ayahnya dan mulai bekerja sama dengan Esa yang merupakan anak dari Pak Bondan untuk memecahkan permasalahan ini. Hal ini terjadi pada episode 4 yang berjudul "Pertanda". Esa memiliki video lama yang merupakan milik ayahnya. Video tersebut mengungkap bahwa Pak Ahmad dan Pak Bondan merupakan teman kerja sekantor saat mereka ada di Banyuwangi tahun 1998. Hal ini dipertegas dengan flashback cerita keduanya bekerja sama dalam satu perusahaan dan disitulah Pak Ahmad bertemu dengan Bu Astuti yang kemudian menjadi istrinya nanti. Pada akhir bagian episode ini, diperlihatkan Bu Astuti mengalami hal serupa dengan suaminya yaitu terkena teluh yang membuat kepalanya terasa gatal sekali.

Hingga pada episode 5 yang berjudul "Tamu Tak Diundang" hal-hal yang tidak terduga terjadi kepada Ibunya Wulan. Namun, fokus pada episode ini kepada Reno dan Pak Harna diizinkan oleh Wulan untuk membantu menyelesaikan permasalahan santet ini. Reno dan Pak Harna mencari sumber teluh yang dikirim ke rumah Wulan hingga akhirnya ditemukan asal pengirimnya, namun ketahuan oleh si pengirim tersebut. Hal tersebut membuat Pak Harna dan Reno menjadi bagian korban si pengirim santet. Pada episode ini juga fakta terbaru terungkap bahwa Ibu Rima merupakan istri pertama Pak Ahmad yang pernah mendatangi kantor Wulan untuk meminta uang. Ibu Rima kemudian ditinggal Pak Ahmad untuk kawin lagi dengan Bu Astuti. Pada akhirnya Ibu Rima diceraikan Pak Ahmad karena terkena kanker yang cukup parah, dan merelakannya setelah melihat Wulan saat ini.

Serial ini semakin menarik dikala episodenya semakin bertambah karena fakta-fakta baru semakin terungkap. Namun, pada episode 6 yang berjudul "Gugur Bunga" kejadian pahit menimpa Wulan kembali karena ibunya meninggal dengan keadaan mengenaskan kepalanya ditusuk oleh dirinya sendiri menggunakan gunting hingga membuat Wulan histeris. Pada bagian akhir dari episode ini fakta baru muncul terdapat karakter baru yang ternyata terlibat dengan kejadian masa lalu yaitu Pak Ridho dan karakter antagonis dari serial ini mulai terungkap yaitu tukang kebun yang baru saja di rumah Pak Ahmad, Harun ternyata menyimpan misteri terpendam.

Pada sisa-sisa episode terakhir ini akan diungkap berbagai fakta-fakta terkait alasan terjadinya santet kepada keluarga Pak Ahmad dan Pak Bondan. Kaitan juga peranan tokoh yang berkaitan satu sama lain, terlebih dengan peristiwa yang terjadi di Banyuwangi pada tahun 1998 silam. Jawaban-jawaban akan fakta misterius akan terungkap semua hingga identitas asli dari Wulan dan Esa. Serial ini memiliki perjalanan cerita yang tidak terpikirkan oleh penontonnya. Kejutan-kejutan fakta dari serial ini membuat serial ini patut menjadi serial horor terbaik tahun ini dan wajib ditonton oleh para pecinta film horor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun