Mohon tunggu...
Koen
Koen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Koen

Koen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Esensi Zakat dalam Kehidupan Personal dan Kolektif di Tengah-Tengah Arus Materialistik

20 April 2022   20:15 Diperbarui: 28 April 2022   07:25 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: istockphoto.com/Mohamad Faizal bin Ramli

Hadirnya zakat dalam islam, salah satu perannya adalah untuk membentengi hal tersebut. Zakat merupakan salah satu metode untuk menyucikan harta. Islam memandang bahwa dalam harta seseorang terdapat hak orang lain. Bahkan, pada diri seseorang pun, ada hak orang lain. Karenanya, zakat merupakan salah satu solusi agar bendungan materialistik sebagai wilayah justifikasi keberadaan manusia secara personal dan kolektif (sosial) dapat bergerak beriringan tanpa melihat harta sebagai patokannya.

Zakat hadir untuk meminimalisir kesenjangan sosial melalui metode pembagian harta kepada orang yang membutuhkan melalui orang-orang yang memiliki kelebihan. Zakat hadir sebagai variabel kontrol dalam kehidupan manusia agar tidak materialistik. 

Bagaimanapun, sifat-sifat materialisme dalam pandangan islam adalah hal yang tidak berarti. Islam tidak memandang seseorang melalui harta ataupun pangkat dan jabatan, melainkan ketakwaan kepada Allah swt. 

Semestinya, manusia dalam kehidupan sosial selalu berorientasi untuk saling tolong-menolong. Bagaimanapun seseorang itu memiliki harta yang melimpah, pada akhirnya, ia membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Entah itu untuk mengatasi masalah, atau membantu dalam aktivitas kehidupannya. Personal pun demikian, tidak mengorientasi pada materialis. Karena, personal yang baik dibangun melalui jalinan kasih dan sayang kepada sesama. 

Sebagaimana firman hadist nabi Muhammad saw. "Sebaik-baik manusia, adalah yang paling bermanfaat kepada orang lain". Disamping zakat sebagai salah satu metode untuk membersihkan harta, dan memenuhi hak kita terhadap orang lain, esensi utama zakat adalah meninggikan derajat seorang hamba di sisi Allah swt., dengan patuh dan tunduk terhadap perintahnya dan, tidak memandang apapun melainkan segala-galanya adalah milik Allah dan akan kembali kepadanya.

Penulis bernama Muhammad Iqbal Fahimy. Salah satu Penerima Beasiswa Cendekia Baznas, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Syiah Kuala tahun 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun