Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jihad Algoritmatik

Knowledge make everything simpler

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Peluang dan Ancaman yang Timbul dari Platform Teknologi Digital

1 Januari 2023   22:21 Diperbarui: 1 Januari 2023   22:49 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peluang  Digitalisasi

 

Digitalisasi bukan hanya mimpi, bukan hanya teori belaka. Kini digitalisasi sudah ada dan hadir mempengaruhi seluruh ekosistem yang ada, bahkan pada lingkungan bisnis sekalipun, Mau itu bisnis yang besar maupun bisnis yang kecil. Membuat setiap orang  semakin terhubung akibat adanya platform digital yang ada. 

 

Pada sector ekonomi kreatif dan industry kreatif, digitalisasi sangat mempengaruhi  pada sector tersebut. Seperti pada, games, animasi, film serta fashion menjadi sector industry kreatif yang sangat kuat dengan teknologi digital saat ini. 

Kini setiap orang selalu menonton, serta memainkan game di platform platform yang over the top atau pada media media baru. Seperti contoh Mobile legends, PUBG Mobile, Netflix, Disney hotstars, Mola tv, dan sederet penyedia layanan hiburan lainnya.

 

Pada ekonomi kreatif ini, kita sebagai sumber daya manusia di dorong untuk menghubungkan informasi dengan kreatifitas sehingga hiburan dan pengetahuan semakin dekat jaraknya. Semua lapisan masyarakat sekarang membutuhkan produk produk kreatif yang sekarang tersedia di berbagai platform digital.

 

Digitalisasi saat ini sudah menghadirkan berbagai model pemodalan serta pembiayaan yang tak pernah terbayangkan pada era industry sebelumnya. Pemodalan untuk mengembangkan ekonomi kreatif di berbagai platform digital tersedia dalam model angel investment, venture capital, dan crowdfunding. Menjadikan Peluang industry kreatif untuk berkembang semakin besar.

Pada platform media digital sekarang, terdapat pasar yang sangat luas, baik dalam maupun luar negeri, hampir tanpa batasan apapun. Semua aspek yang ada harus berjalan beriringan dengan pembuatan, penyesuaian, perjanjian, serta regulasi yang benar agar dapat mendukung lingkungan pada ekosistem digital ekonomi kreatif, contoh nya kita dapat melihat perkembangan pada pasar token digital, asset digital, crypto currency, hingga metaverse.

Inovasi pada ekonomi kreatif juga berlangsung secara terus menerus. Contoh inovasi yang ada adalah langkah yang dilakukan Link aja yang melakukan pameran virtual ala metaverse yang berisi kota virtual lokaborasi, disini setiap pengunjung bisa berkeliling serta mengeksplorasi kota dengan berbagai macam aktivitas serta kolaborasi dengan para pelaku industry music, fashion, lifestyle, industry makanan, dan lain lain.

 

Pemerintah telah mengupayakan beragam langkah dalam rangka adaptasi ke ekosistem digital.

  • Memperbaiki kualitas layanan digital untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
  • Meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat beradaptasi dengan kebutuhan lapangan kerja di masa depan.
  • Mengintegrasikan riset, desain, dan pengembangan dengan modernisasi industri sektor produktif lainnya.
  • Mendorong pengembangan teknologi finansial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan memaksimalkan dukungan konektivitas internet dan penetrasi telepon genggam.
  • Memperkuat ekosistem inovasi dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku bisnis, institusi pendidikan, dan komunitas.
  • Pemerintah berupaya untuk mendorong kolaborasi perusahaan rintisan, mencakup pengembangan ekosistem, akselerasi, inkubasi, hingga model bisnis, dan aspek berkelanjutan dari bisnis start up.

Dari seluruh catatan perkembangan industri digital ini Indonesia harus mampu mengambil peluang. Pemerintah, para investor, dan talenta-talenta kreatif ditantang untuk membangun ekonomi kreatif sebagai ekonomi masa depan.

Ancaman Digitalisasi 

Kesenjangan Digital (Digital Divide), Digital Divide adalah kesenjangan akses pada teknologi digital yang dimiliki oleh sebuah masyarakat tertentu. Digital divide di Indonesia sendiri cukup menyedihkan dan dapat berakibat fatal.

Digital divide sendiri terdapat 4 dimensi didalamnya, yaitu:

  • Mental access
  • Minimnya pengalaman digital dasar, umumnya terjadi karena kurangnya, atau bahkan tidak adanya ketertarikan terhadap teknologi yang baru, ini umumnya terjadi pada orang-orang yang telah lanjut usia
  • Material Access
  • Tidak memiliki computer atau gawai, serta koneksi internet
  • Skill access
  • Minimnya kemampuan di sector digital; ini umumnya di akibatkan oleh minimnya tingkat pendidikan ataupun dukungan pada lingkungan sosialnya
  • Usage Access
  • Minimnya kesempatan untuk menggunakan teknologi dan internet

Di Indonesia disparitas antara Jakarta dengan provinsi provinsi lainnya itu sangat besar, berikut ini adalah grafik nya;

image-2023-01-01-231639291-63b1a3d80788a36d86180f22.png
image-2023-01-01-231639291-63b1a3d80788a36d86180f22.png
Maknanya adalah ketika ada disparitas seperti itu maka mereka yang ada di Jakarta yang notabenenya lebih tech-savvy mampu menggunakan teknologi digital dengan lebih baik, mereka punya akses terhadap informasi lebih cepat di bandingkan provinsi yang lain. Mereka bisa belajar dengan lebih baik mereka mengambil keputusan juga dengan lebih akurat karena sumberdaya informasinya lebih lengkap, serta mereka dapat berinovasi dengan lebih mudah.

Karena hanya berpusat pada Jakarta, ini menjadikan daerah daerah lain keteteran dalam memenuhi demand pada daerah tersebut, Setiap daerah seharusnya memiliki capability yang baik untuk mengelola demand pada daerah tersebut.

Kita perlu memastikan pada setiap daerah itu harus benar benar digital ready  serta digital savvy atau cerdas secara digital.

Kalau kita bandingkan dengan negara tetangga, Indonesia cukup menyedihkan karena berada di nomor tiga dari bawah hanya diatas dari negara Myanmar. Berikut ini adalah grafiknya;

 

image-2023-01-01-231704225-63b1a3f008a8b54f761b72d2.png
image-2023-01-01-231704225-63b1a3f008a8b54f761b72d2.png
Indonesia masih sangat rendah dalam penggunaan fixed broadband yang dimana itu lebih memudahkan serta dengan biaya yang lebih murah mendapatkan kuota unlimited setiap bulannya dengan kecepatan serta konektivitas yang bagus daripada menggunakan pulsa atau individual using internet, yang menjadikan kita sangat tertinggal dari negara negara lain.

Tentunya kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pemerintah, karena kita juga harus dapat menyiapkan serta memperkecil kesenjangan itu paling tidak dari perusahaan atau lingkungan masyarakat kecil kita terlebih dahulu, dan daripada itu mudah mudahan menyebar ke masyarakat Indonesia secara menyeluruh. 

Apabila di dalam sebuah perusahaan dapat menyelesaikan digital divie dengan baik, perusahaan tersebut paling tidak dapat memberikan peluang yang sama bagi semua karyawan untuk bertumbuh, berkarya, berkontribusi denag paling baik, dan menghasilkan value yang paling tinggi.

Muhammad Iqbal Firmansyah_Mahasiswa Universitas Siber Asia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun