Mohon tunggu...
MUHAMMAD IQBAL
MUHAMMAD IQBAL Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

main game, ngedesain, baca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Lahan Basah Alami dan Lahan Basah Buatan sebagai Tempat Wisata

16 November 2022   11:01 Diperbarui: 16 November 2022   11:07 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lahan basah adalah istilah kolektif tentang ekosistem yang pembentukannya dikuasai air, dan proses serta cirinya terutama dikendalikan air. Suatu lahan basah adalah suatu tempat yang cukup basah selama waktu cukup panjang bagi pengembangan vegetasi dan organisme lain yang teradaptasi khusus (Maltby, 1986). Terdapat dua jenis lahan basah yaitu, lahan basah alami dan lahan basah buatan.

Lahan basah alami ialah lahan yang karena berpengatusan (drainage) buruk, bersifat basah sepanjang waktu atau selama bagian terbesar waktu. Ini merupakan istilah generik yang menekankan makna pada kelebihan air (Moorman & van de Wetering, 1985).

 Keadaan ini terjadi karena iklim basah berkaitan dengan kedudukan lahan yang berenergi potensial rendah (daerah berketinggian rendah), atau berkaitan dengan bentuk lahan yang berupa cekungan tambat (retention basin). Dalam Webster's New Collegiate Dictionary, lahan basah (wetlands) diberi arti lahan atau daerah yang mengandung lengas tanah banyak, seperti dataran pasang surut dan rawa. Menurut kamus lahan basah jelas merujuk pada bentang lahan (landscape) yang datar dan basah secara tetap, dan mencakup dataran estuarin dan rawa.

Sedangkan lahan basah buatan ialah lahan yang bentuknya sengaja dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat menambat air banyak untuk membuat tanah tumpat air (waterlogged) atau untuk mempertahankan genangan air pada permukaan tanah selama waktu tertentu. Oleh karena teknik ini biasa diterapkan pada budidaya padi sawah, lahan basah buatan sinonim dengan lahan sawah. Lahan basah buatan tidak terbatas pada keadaan iklim dan bentang lahan tertentu.

Beberapa tempat di kalimantan yang menggunakan lahan basah sebagai tempat wisata baik itu lahan basah alami maupun lahan basah buatan. Salah satu tempat wisata di kalimantan selatan yaitu pulau kembang.

Pulau Kembang adalah sebuah delta yang terletak di tengah sungai Barito yang termasuk di dalam wilayah administratif kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, provinsi Kalimantan Selatan. Pulau Kembang terletak di sebelah barat Kota Banjarmasin. Pulau Kembang ditetapkan sebagai hutan wisata berdasarkan SK. Menteri Pertanian No. 788/Kptsum12/1976 dengan luas 60 Ha.

Pulau Kembang merupakan habitat bagi kera ekor panjang (monyet) dan beberapa jenis burung. Kawasan pulau Kembang juga merupakan salah satu objek wisata yang berada di dalam kawasan hutan di Kabupaten Barito Kuala. Selain memiliki kawasan hutan yang cukup luas di pulau kembang sendiri merupakan lahan basah alami yang juga memiliki beberapa jenis tanaman seperti, pohon bakau, tanaman jeruju, pohon nipah, dan lain – lain.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
  • Wisata di D’Silva Cafe dan Resto Anjir

D’Silva Cafe dan Resto yang berlokasikan di Anjir Serapat Baru, Kec. Kapuas Timur, Kab. Kapuas, Kalimantan Tengah, Indonesia. Di tempat ini memanfaatkan lahan basah buatan sebagai objek wisata di daerah tersebut. Di sana juga kita bisa menemukan kebun tanaman seperti cabai, tomat dan juga jeruk, selain tanaman terdapat juga beberapa kolam ikan yang ada disana. Wisata di D’Silva Cafe dan Resto juga ramai akan pengunjung yang berdatangan dari berbagai daerah.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi

Di D'Silva Cafe & Resto Anjir terdapat tempat bermain bebek kayuh di Anjir Lake atau Danau Anjir. Pengunjung atau wisatawan dapat menikmati bersantai bermain bebek kayuh sambil menikmati pemandangan sekitar bersama teman bahkan keluarga sambil berfoto-foto membuat kenangan liburan bersama teman maupun keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun