Proses penerbitan green bonds tradisional memerlukan berbagai perantara dan proses administratif yang kompleks. Dengan blockchain, penerbitan obligasi dapat dilakukan secara digital, mengurangi kebutuhan akan perantara, dan memungkinkan penerbitan yang lebih cepat serta biaya administrasi yang lebih rendah.
C. Mengurangi Risiko Penipuan dan Greenwashing
Dengan menggunakan kontrak pintar (smart contracts) berbasis blockchain, dana yang dikumpulkan dari green bonds hanya akan dicairkan untuk proyek yang memenuhi kriteria keberlanjutan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat meminimalkan risiko greenwashing dan memastikan akuntabilitas yang lebih baik.
D. Peningkatan Inklusi Keuangan
Blockchain memungkinkan penerbitan obligasi dalam denominasi yang lebih kecil, yang dapat diakses oleh investor ritel dan masyarakat umum. Hal ini membantu memperluas akses terhadap pasar keuangan berkelanjutan dan mendukung inklusi keuangan.
4. Mekanisme Digital Green Bonds Berbasis Blockchain
Mekanisme penerbitan dan pengelolaan digital green bonds berbasis blockchain dapat diringkas sebagai berikut:
- Penerbitan Obligasi: Penerbit (misalnya pemerintah, perusahaan, atau lembaga keuangan) menerbitkan digital green bonds yang didukung oleh teknologi blockchain. Obligasi ini dicatat di blockchain untuk memastikan transparansi dan pencatatan yang permanen.
- Penggunaan Kontrak Pintar (Smart Contracts): Kontrak pintar digunakan untuk mengatur syarat-syarat pembayaran kupon, pengembalian pokok, serta pelacakan penggunaan dana. Kontrak pintar akan secara otomatis mencairkan dana kepada penerima jika proyek yang didanai memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
- Pemantauan dan Pelaporan: Semua transaksi terkait penggunaan dana green bonds dicatat di blockchain, memungkinkan investor untuk memantau secara real-time kemajuan proyek dan penggunaan dana.
- Trading dan Likuiditas: Digital green bonds dapat diperdagangkan di pasar sekunder berbasis blockchain, memungkinkan investor untuk membeli dan menjual obligasi dengan lebih mudah.
Kasus Penggunaan dan Implementasi Digital Green Bonds Berbasis Blockchain
Beberapa negara dan organisasi telah mulai mengadopsi blockchain untuk menerbitkan green bonds, termasuk:
- Perusahaan energi terbarukan di Eropa: Beberapa proyek energi terbarukan telah menggunakan blockchain untuk menerbitkan green bonds dan melacak penggunaan dana. Misalnya, Iberdrola, perusahaan energi di Spanyol, menggunakan blockchain untuk memastikan bahwa energi yang mereka pasok berasal dari sumber terbarukan.
- Pemerintah China: Pada tahun 2021, Bank Pembangunan China menerbitkan obligasi hijau berbasis blockchain untuk mendanai proyek energi terbarukan. Ini adalah langkah besar dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pembiayaan proyek hijau.
Tantangan Implementasi Digital Green Bonds Berbasis Blockchain
Meskipun memiliki banyak manfaat, penerapan digital green bonds berbasis blockchain juga menghadapi beberapa tantangan, seperti:
- Kerangka Regulasi yang Belum Jelas: Banyak negara belum memiliki regulasi yang komprehensif terkait penggunaan blockchain dalam penerbitan obligasi. Perlu adanya kebijakan yang mendukung inovasi ini, namun tetap melindungi kepentingan investor.
- Tantangan Teknologi: Meskipun blockchain menawarkan transparansi dan keamanan, teknologi ini masih menghadapi beberapa kendala seperti skabilitas dan interoperabilitas. Pengembangan teknologi yang lebih baik diperlukan untuk mengatasi kendala ini.
- Kurangnya Kesadaran dan Pemahaman: Investor dan penerbit mungkin belum sepenuhnya memahami manfaat dan cara kerja digital green bonds berbasis blockchain. Edukasi dan sosialisasi yang lebih luas diperlukan untuk meningkatkan adopsi teknologi ini.