Restari: (Merasa tersanjung) Tentu saja, Moleo. Kita semua punya cerita, bukan? Meskipun mungkin kita dari latar belakang yang berbeda.
Moleo: (Bersiap untuk duduk di batu besar) Mari kita duduk dan berbagi cerita. Meski kita mungkin berasal dari dunia yang berbeda, siapa tahu, mungkin kita punya kesamaan dalam impian dan keinginan kita.
Restari: (Bersiap duduk bersama Moleo) Siapa yang tahu, Moleo. Mungkin pertemuan kita di Puncak Senja ini adalah takdir yang membawa kita pada kesamaan yang tak terduga.
Moleo: (Tersenyum) Saya sangat berharap begitu, Restari. Mari kita temukan apa yang bisa kita bagi satu sama lain di bawah cahaya senja ini.
(Mereka berdua duduk, berbagi cerita, dan tertawa di bawah senja yang memukau, di Puncak Senja yang menjadi saksi dari pertemuan mereka yang tak terduga.)
Chapter 2: Keadaan yang Memisahkan
Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Orang tua Restari mengetahui tentang pertemuan itu dan melarangnya untuk berhubungan dengan Moleo. Mereka merasa Moleo tidak setara dengan status sosial Restari. Konflik muncul, dan Moleo merasa terpukul oleh perbedaan kelas sosial yang mendalam.
Restari: (Kembali ke rumah dengan wajah berseri-seri) Ayah, Ibu, kalian tidak akan percaya apa yang terjadi hari ini di Puncak Senja!
Ibu Restari: (Tertarik) Apa yang terjadi, sayang? Ceritakan padaku.
Restari: (Ceria) Aku bertemu dengan seorang pemuda yang luar biasa di sana. Namanya Moleo, dan dia begitu ramah dan berpengetahuan luas. Kita berbicara dan berbagi cerita di bawah cahaya senja yang memukau.
Ayah Restari: (Berkerut) Moleo? Apa dia dari keluarga terhormat?
Restari: (Raguh) Aku tidak tahu banyak tentang keluarganya, tapi dia orang yang baik dan punya impian besar.
Ibu Restari: (Menggumam) Impian besar atau tidak, kita harus memastikan dia setara dengan kita, sayang.