Semarang (14/07/2022) -- Kondisi kronis yang dikenal sebagai diabetes melitus (DM) ditentukan oleh kadar gula darah yang lebih tinggi dari biasanya, yaitu saat makan ketika GDS lebih besar dari 200 mg/dL dan selama puasa ketika GDS lebih rendah dari 126 mg/dL. Karena sering luput dari perhatian pasien dan ketika masalah ditemukan, penyakit DM dianggap sebagai pembunuh diam-diam atau silent killer. Hampir setiap sistem organ dalam tubuh manusia, termasuk jantung dan kulit, dapat dipengaruhi oleh penyakit DM, yang dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Dengan 10,7 juta penderita, Indonesia kini menempati posisi ke-7 di antara 10 negara dengan jumlah pasien terbanyak. Seiring dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 55 dan 64 tahun, diperkirakan prevalensi diabetes akan meningkat.
Mahasiswa KKN Undip mengajak warga setempat untuk mengikuti program pemeriksaan gula darah gratis dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini penyakit DM mengingat tingginya prevalensi kondisi dan tingginya biaya pengobatan bagi mereka yang menderita tersebut. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) ketiga yaitu untuk menjalani kehidupan yang sehat dan sejahtera, terkait dengan program kerja ini.
Pada hari kamis, tanggal 14 Juli 2022 pukul 08.30 sampai dengan pukul 12.00, program pemeriksaan gula darah gratis (GDS) dilaksanakan di Posyandu Lansia RW 06 Desa Gemah di Kabupaten Pedurungan, Kota Semarang. Lansia atau mereka yang berusia di atas 60 tahun adalah target audiens program.
Pemeriksaan fisik rutin pada lansia yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut, dan tekanan darah berfungsi sebagai langkah pertama dalam pemeriksaan tersebut. Pemeriksaan GDS kemudian dilakukan dengan menggunakan glukometer dan strip uji glukosa. Sampel darah diambil untuk tes GDS menggunakan jarum suntik, dan kemudian melekat pada strip glukosa yang telah melekat pada glukometer. Glukosa dalam darah akan bereaksi dengan enzim dalam strip ketika dimasukkan. Untuk menampilkan hasil tes pada layar glukometer, reaksi menghasilkan arus listrik yang setara dengan kadar glukosa darah.
Warga RW 06 yang hadir menanggapi baik pengenalan program uji GDS gratis. Jumlah warga yang hadir menunjukkan betapa antusiasnya mereka, dan mereka dengan sabar mengantri dan memperhatikan penjelasan temuan inspeksi GDS.
19 peserta lansia dalam program ini berusia di atas 60 tahun. 5 warga memiliki tingkat GDS di atas nilai normal, menurut hasil tes, sementara 14 penduduk lainnya memiliki tingkat GDS normal. Warga yang memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi dari biasanya diharapkan dapat menjalani pola hidup sehat dan kembali ke fasilitas medis terdekat dalam waktu satu bulan.