CDC mengatakan tanda-tanda peringatan bahwa demam berdarah berkembang menjadi bentuk penyakit yang lebih serius termasuk muntah yang terus-menerus, penumpukan cairan, pendarahan dari hidung atau gusi, pembesaran hati, lelah dan sakit perut.
Penyakit yang parah dapat menyebabkan pendarahan hebat, gangguan pernapasan, dan organ-organ tubuh seseorang dapat mulai berhenti bekerja dan orang tersebut dapat meninggal. Kematian bisa mencapai 13% pada pasien yang tidak diobati, kata IDSA.
Bayi, orang hamil, dan orang tua memiliki risiko yang lebih tinggi terkena demam berdarah parah, begitu juga dengan orang-orang yang memiliki kondisi medis tertentu.
Selain perawatan suportif termasuk pengobatan dengan cairan dan istirahat, tidak ada obat khusus untuk mengobati demam berdarah.
Tidak ada vaksin demam berdarah yang direkomendasikan untuk wisatawan atau orang dewasa. Ada sebuah vaksin, Dengvaxia, tetapi Sanofi Pasteur berhenti memproduksi vaksin tersebut karena kurangnya permintaan. Departemen kesehatan masyarakat di Puerto Rico masih akan memberikan suntikan kepada anak-anak berusia 9 hingga 16 tahun dengan kasus yang telah dikonfirmasi di laboratorium yang tinggal di daerah yang sering terjadi penularan hingga dosisnya habis pada tahun 2026.
Pada bulan April tahun ini, CDC telah meluncurkan tanggap darurat untuk mengatasi peningkatan kasus demam berdarah di AS. CDC juga memperluas kapasitas laboratorium dan bekerja sama dengan para pemimpin lokal untuk memperkuat pengawasan terhadap penyakit ini.
Untuk mencegah demam berdarah, gunakan semprotan serangga saat berada di luar rumah, terutama saat bepergian ke bagian dunia di mana demam berdarah sering terjadi. Kenakan kemeja dan celana yang longgar dan berlengan panjang. Nyalakan AC atau gunakan kasa jendela agar nyamuk tidak berada di luar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H