Mohon tunggu...
Muhammad Ilham Furoozan F.
Muhammad Ilham Furoozan F. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang Spesialis-generalis yang idealis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Di Balik Label Unggul: Kesenjangan Antara Akreditasi dan Realita di Lapangan

19 Oktober 2024   22:01 Diperbarui: 19 Oktober 2024   22:03 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Solusi penulis

Untuk mengatasi kesenjangan antara standar akreditasi dan realita di lapangan, kita membutuhkan pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan. Berikut beberapa solusi yang mungkin bisa diterapkan untuk memastikan bahwa akreditasi tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga mencerminkan kualitas pendidikan yang sebenarnya:

1. Penilaian Akreditasi yang Lebih Menyeluruh 

            Proses akreditasi harus lebih menekankan penilaian langsung terhadap kondisi di lapangan. Tim penilai seharusnya tidak hanya berfokus pada dokumen dan laporan administratif, tetapi juga melihat lebih dalam bagaimana kegiatan belajar mengajar berlangsung sehari-hari. Mereka perlu berinteraksi dengan mahasiswa, melihat penggunaan fasilitas secara langsung, dan menilai apakah program-program yang dijalankan benar-benar relevan dan bermanfaat.

2. Perbaikan Berkelanjutan, Bukan Musiman 

            Perbaikan yang dilakukan oleh institusi pendidikan seharusnya tidak hanya ketika waktu penilaian akreditasi mendekat, tetapi harus menjadi bagian dari komitmen jangka panjang. Evaluasi rutin dan internal harus diterapkan agar pihak kampus bisa terus meningkatkan kualitas secara berkelanjutan. Dengan begitu, perubahan yang dilakukan tidak hanya menjadi "gimmick" sesaat, tetapi benar-benar berdampak positif pada mahasiswa.

3. Melibatkan Mahasiswa dalam Evaluasi Kualitas 

            Mahasiswa adalah pihak yang paling terdampak oleh kualitas pendidikan, sehingga mereka juga harus lebih dilibatkan dalam proses evaluasi dan akreditasi. Suara mahasiswa sangat penting dalam menilai keberhasilan sebuah institusi pendidikan, karena merekalah yang paling merasakan dampak dari setiap kebijakan, fasilitas, dan program yang diterapkan. Dengan melibatkan mahasiswa secara aktif, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih realistis tentang kualitas pendidikan yang ada di lapangan.

Penutup

Pada akhirnya, akreditasi unggul tidak boleh hanya menjadi simbol atau formalitas administratif. Akreditasi seharusnya mencerminkan kualitas pendidikan yang benar-benar dirasakan oleh mahasiswa. Jika tidak, maka label tersebut hanya menjadi "cap kosong" yang tidak memberikan manfaat nyata.

Instansi pendidikan, tim penilai akreditasi, dan mahasiswa sendiri harus bekerja sama untuk menjembatani kesenjangan ini. Proses akreditasi yang lebih menyeluruh, komitmen untuk perbaikan berkelanjutan, serta keterlibatan aktif mahasiswa adalah langkah penting yang bisa diambil. Dengan demikian, kita bisa memastikan bahwa label "unggul" tidak hanya tertera di atas kertas, tetapi juga diwujudkan dalam praktik pendidikan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun