Skematisme merupakan suatu proses yang terdapat pada imajinasi. Hal ini begitu penting untuk bisa dicatat diawal yang menyatakan bahwa skema suatu objek itu tidak haya dari gambar objek yang dibuat oleh imajnasi saja, dikarenakan gambar dalam hal ini dikhususkan sehingga hal ini tidak bisa untuk memberikan kita konsep yang umum. Begitu pula sebaliknya, skema ialah sebuah proses dimana dalam imajinasi dapaat menghasilkan suatu gambar-gambar. Maksudnya adalah cara kita untuk bisa menggali dari objek tertentu, suatu objek merupakan bagian dari perkumpulan semua objek yang besar.
Skema merupakan sebuah proses yang dapat memungkinkan untuk kita gunakan dari kategori ini yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi suatu aspek tertentu yang ada pada suatu objek yang ada dalam pengalaman, selanjutnya bisa untuk dimasukkan menjadi sebuah konsep yang lebih umum. Hal seperti ini dapat berkemungkinan suatu skema bisa menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang ada sejak sebelum bertemu dari pengalaman, yang dikarenakan dalam hal ini merupakan sebuah proses dari dasar suatu khayalan atau sebuah imajinasi, bukan merupakan sebuah gambar yang biasa ditemukan dari sebuah pengalaman.
Setiap skema adalah penentuan waktu untuk transendental atau suatu hal yang melampaui pemahaman dari pengalaman biasa dan juga penjelasan dari ilmiah.
Waktu merupakan sebuah kondisi yang langsung dari sebuah penampilan dalam, maka  dengan demikian dari kondisi perantara juga yang berasal dari penampilan luar, hal ini disebabkan ketika semua representasi.
Waktu merupakan sebuah kondisi yang menyatakan sebuah waktu dari penampilan dalam, maka dengan begitu kondisi sebuah perantara juga merupakan kondisi dari penampilan luar. Ini karena semua representasi diintuisi atau sebuah perasaan yang mendalam ketika secara naluri kita mengetahui, bahwa sesuatu yang kita lakukan secara internal.
Maka dapat disimpulkan bahwa waktu adalah sebuah kondisi tertentu yang formal, dan juga sebuah ilmu pengetahuan yang sebelum bertemu dari sebuah pengalaman sudah ada, dan merupakan semua dari penampilan.
Ruang juga sebagai sebuah bentuk murni dari semua intuisi atau gerakkan hati eksternal atau luar, merupakan sebuah kondisi, pengetahuan yang ada sebelum bertemu dengan pengalaman, yang ada dari fenomena eksternal saja. Maka hal ini merupakan alasan dari sebuah pertanyaan mengapa setiap kategori itu diharuskan untuk dirancang terlebih dahulu yang ditujukan untuk penentuan waktu, bukan untuk penentuan dari ruang.
Alternatif untuk melihat ini ialah kembali ke khayalan, yang mana menjadi wujud bisikan hati batiniah wajib  ditentukan oleh waktu. Setiap kategori mempunyai skema transendentalnya sendiri.
Kearifan Lokal
Secara filosofis, kearifan lokal bisa disebut juga sebagai sebuah sistem pengetahuan penduduk lokal/ pribumi yang bertabiat atau kebiasaan empirik serta pragmatis. Bertabiat atau juga disebut kebiasaan  empirik atau pengalaman karena dari penduduk lokal Jawa itu sendiri yang berasal dari fakta-fakta yang berkorelasi dengan di sekitar kehidupan  mereka. Bertujuan pragmatis dikarenakan dari seluruh konsep yang ada dari hasil olah pikir masyarkat yang ada didalam sistem sebuah pengetahuan yangmtujuannya untuk memecahkan permasalahan yang ada pada kehidupan sehari-hari.
Bukan hanya memiliki bentuk berupa nilai dan juga kearifal lokal juga bisa saja berwujud benda nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang contohnya yaitu Wayang kulit yang bisa diakui sebagai kekayaan dari dunia yang dikarenakan sangat tidak mempunyai nilai estetis dan etis yang mana membentu sebuah kearifan lokal yang berasa dari penduduk Jawa. Dalam wayang kulit memiliki cerita yaitu sebagai cerminan dari kehidupan penduduk lokal itu sendiri dalam hal ini dari tanah Jawa, maka tidak aneh jika wayang bisa disebut juga sebagai selaku agamanya orang Jawa itu sendiri.