Mohon tunggu...
Muhammad ikhwan Musyaffa
Muhammad ikhwan Musyaffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menganalisis Perbedaan Google Maps dengan Kondisi Objek Aslinya pada Daerah Kecamatan Banjarmasin Timur

30 Agustus 2024   19:46 Diperbarui: 31 Agustus 2024   00:02 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama: Muhammad Ikhwan Musyaffa

NIM: 241041631 0026

Program Studi: S1 Geografi

Kelas: B

Mata Kuliah: Penginderaan Jauh

Dosen :Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si., M.Si.

Penginderaan jauh merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi mengenai objek dan lingkungannya dari jarak jauh tanpa sentuhan fisik. Biasanya teknik ini menghasilkan beberapa bentuk citra yang selanjutnya diproses dan diiterpretasikan guna menghasilkan data yang bermanfaat untuk aplikasi-aplikasi di bidang pertanian, arkeologi, kehutanan, geografi, geologi, perencanaan dan bidang-bidang lainnya. Alat yang dimaksud dalam pengertian diatas adalah alat pengindera atau sensor. Pada umumnya sensor dibawa oleh wahana baik berupa pesawat, balon udara, satelit maupun jenis wahana yang lainnya (Sutanto, 1987). Hasil perekaman oleh alat yang dibawa oleh suatu wahana ini selanjutnya disebut sebagai data penginderaan jauh.

Pada era modern saat ini, penginderaan jauh sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari manusia. Salah satu contoh sederhananya adalah penggunaan Google Maps. Google Maps adalah layanan pemetaan web yang dikembangkan oleh Google. Layanan ini memberikan citra satelit, peta jalan, panorama 360°, kondisi lalu lintas, dan perencanaan rute untuk bepergian dengan berjalan kaki, mobil, sepeda (versi beta), atau angkutan umum. Google Maps memiliki kekurangan seperti terdapat kesalahan pemetaan pada beberapa tempat. Sehingga isi dalam artikel ini adalah menentukan seberapa akurasi Google Maps dalam menggambarkan kondisi geografis wilayah tertentu.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus di sebuah daerah tertentu yang telah dipilih secara acak. Metode penelitian melibatkan langkah-langkah berikut:

1) Pengumpulan Data: Menggunakan satelit Google Maps terbaru dari daerah penelitian.

2) Observasi Lapangan Melakukan survei lapangan untuk mengamati kondisi nyata di lokasi.

3) Analisis Data: Membandingkan foto di Google Maps dan catatan observasi lapangan untuk menilai perbedaan.

Penilaian lokasi: Melakukan penilaian terhadap perbedaan yang ditemukan antara digital dan kondisi sebenarnya.

Hasil Survei Lapangan

  • Bengkel
    GPSMapscamerapribadi
    GPSMapscamerapribadi
  • Depot Air Minum 
    Google Maps
    Google Maps
    GPSMapscamerapribadi
    GPSMapscamerapribadi
  • Bercukur Banjarmasin 
    Google Maps
    Google Maps
    GPSMapscamerapribadi
    GPSMapscamerapribadi
  • Angkringan Tuan Nona 
    Google Maps
    Google Maps
    GPSMapscamerapribadi
    GPSMapscamerapribadi
  • Toko Daging 
    Google Maps
    Google Maps
  • GPSMapscamerapribadi
    GPSMapscamerapribadi
  • Toko Parfum
    Google Maps
    Google Maps
    GPSMapscamerapribadi
    GPSMapscamerapribadi
     
  • Warung Makan dan Aisyah Bakery
  • Google Maps
    Google Maps
    GPSMapscamerapribadi
    GPSMapscamerapribadi
  • Alfamart Veteran 3
  • Google Maps
    Google Maps
    GPSMapscamerapribadi
    GPSMapscamerapribadi
       
  • Optik Express
    Google Maps
    Google Maps
    GPSMapscamerapribadi
    GPSMapscamerapribadi
  • Ivanna Bakery
    Google Maps
    Google Maps
    GPSMapscamerapribadi
    GPSMapscamerapribadi

Kesimpulan

Dari penelitian yang saya lakukan di daerah Kecamatan Banjarmasin Timur, maka dapat disimpulkan bahwa Google Maps merupakan suatu aplikasi yang dapat memberikan kemudahan untuk semua orang. Google Maps memiliki kekurangan yaitu terkadang ada beberapa wilayah-wilayah yang masih kurang diperbaharui. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun