Jika kita mendengar kata “rangers” pasti yang ada di benak kita adalah sekumpulan pahlawan penyelamat dunia dari ancaman monster bukan? Tapi rangers kali ini berbeda dengan yang ada di televisi, mereka merupakan sekumpulan 57 mahasiswa dari 29 kampus yang ada di Indonesia. Mereka merupakan peserta program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Kampus Merdeka Program Gerilya (Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya) Kementerian ESDM.
Tidak sepantasnya sebagai generasi “Z” hanya aktif di media sosial demi popularitas semata untuk menyenangkan hati. Sebagai generasi muda yang terlahir di era sekarang sepatutnya kita ikut turut serta untuk lingkungan agar tercipta lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Salah satu cara yang dilakukan para “rangers” ini yaitu menjadi Gerilyawan di program yang telah dicetuskan oleh Kementerian ESDM .
Para Gerilyawan ini akan mengikuti kegiatan kurang lebih selama 6 bulan yang terbagi menjadi 2 bulan course dan 4 bulan team based project. Untuk menjadi rangers Gerilyawan ini, mereka mengikuti seleksi di laman kampus merdeka dan harus melalui beberapa seleksi. Tahapan seleksi tersebut yaitu seleksi administrasi, tes tulis (berupa esai), dan seleksi wawancara. Untuk bisa menjadi Gerilyawan, mereka minimal berada di semester 5. Keuntungan yang bisa mereka dapat melakukan konversi mata kuliah mulai dari 10-20 sks.
Selama 2 bulan course, Gerilyawan akan belajar tentang pengenalan energi surya dan industri PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di Indonesia, energi surya dan pemanfaatannya, pengetahuan dasar mendesain PLTS, langkah-langkah mendesain PLTS secara konvensional dan menggunakan software, hingga mengenai bisnis PLTS. Untuk 4 bulan setelahnya yaitu mahasiswa akan terjun langsung di perusahaan-perusahaan mitra.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi listrik saat ini, manusia berupaya untuk mencari jalan keluar agar bisa memenuhi tuntutan energi tersebut. Jika terus menggunakan bahan bakar fosil sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik, maka emisi gas karbon yang ada di dunia semakin meningkat dan akan merusak bumi kita. Merujuk dari data yang dikutip dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), emisi karbon di Indonesia pada tahun 2021 berimbas di angka 41,4 juta tom Co2e. KHLH juga mencatat bahwa besarnya emisi karbon selama 5 tahun terakhir, mulai dari tahun 2016 hingga 2021 di Indonesia mencapai 980,5 juta ton Co2e. Melihat dari semakin meningkatnya emisi karbon tersebut, sepatutnya sebagai generasi Z yang notabene “apa pun bisa” harus ikut berperan aktif dalam transisi energi bersih.
Adanya rangers Gerilyawan ini, nantinya juga akan ikut serta dalam melakukan transisi energi bersih untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2060 dengan ikut serta pembangunan PLTS. Para Gerilyawan ini juga akan mempercepat laju transisi energi terbarukan di Indonesia sebesar 23% di tahun 2025 seperti yang telah Indonesia rencanakan. Menurut data dari Kementerian ESDM, telah ada sebesar 153,5 Mega Watt (MW) PLTS di Indonesia hingga tahun 2020 kemarin. Untuk potensi energi surya yang ada di Indonesia bisa menembus angka 207,0 Giga Watt (GW).
Mengikuti jejak Gerilya Batch I yang telah berhasil membantu proses pemasangan PLTS Atap baru lebih dari 2,3 MW. Gerilyawan Batch II akan ditempatkan di perusahaan PLTS seperti Indonesia Power, Borneo Energy Harapan, KAS Green Energy, Warung Energi, Atonergi, Bukit Asam, Adidaya Energi, Sesna, UNDP, dan PPSDM KEBTKE. Gerilyawan ini nantinya akan menjadi generasi muda yang dibekali kemampuan untuk memasang PLTS sekaligus menjadi agen perubahan masa depan. Dengan Gerilyawan di Batch II ini harapannya dapat membantu perusahaan PLTS Atap yang terkendala pada proses penjualan yang masih kurang hingga minimnya strategi pemasaran di perusahaan dapat terbantu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H