Fahrian Respati Aji dan Muhammad Ikbal Abdulloh
PENDAHULUAN
Penggunaan teknologi pakan yang ada di Indonesia sudah menjadi hal wajar dalam pembuatan pakan bagi industri pakan. Penggunaan bahan pakan yang baik sering kali dibutuhkan oleh pabrik industri pakan. Namun hal ini belum dapat terpenuhi terkait dengan kebutuhan bahan pakan yang digunakan. Bekatul merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan pakan unggas. Namun, bahan baku bekatul dapat mudah menjadi busuk, sehingga penggunaan bekatul harus cepat digunakan.
Teknologi pakan memiliki peran dalam meningkatkan produktivitas dan produksi pakan. Teknologi memainkan peranan yang besar dalam meningkatkan produktivitas ternak, diperlukan teknologi pakan untuk mengatasi kebutuhan pakan sehingga akan terus mengalami peningkatan. Fermentasi menjadi salah satu usaha untuk mengatasi penggunaan bahan baku bekatul yang terbuang sia-sia. Fermentasi ini dapat menjadikan bekatul aromatik memiliki daya simpan yang lebih lama sehingga dapat dijadikan sebagai bahan baku pakan ternak unggas untuk industri pakan.
IMPLIKASI TEMUAN TERHADAP INDSUTRI BAHAN BAKU BEKATUL
Penemuan potensi bekatul yang merupakan produk samping pengolahan padi mempunyai implikasi yang signifikan bagi industri dedak padi. Bekatul, yang menyumbang 8-12% dari total hasil pengolahan beras, secara tradisional dipandang sebagai produk sampingan bernilai rendah yang terutama digunakan sebagai pakan ternak. Studi ini menyoroti pentingnya mengembangkan strategi untuk mengatasi tantangan fluktuasi harga dan ketidakstabilan rantai pasokan di industri. Industri ini menghadapi tantangan yang signifikan, terutama terkait dengan fluktuasi harga bahan baku dan ketidakstabilan rantai pasokan, yang dapat berdampak negatif terhadap profitabilitas produsen pakan dan mempunyai konsekuensi yang lebih luas bagi keseluruhan rantai pasokan pangan
Studi ini menekankan perlunya strategi yang efektif untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, termasuk diversifikasi sumber dedak padi, peningkatan efisiensi dalam penggunaannya, penerapan inovasi dan adanya teknologi pakan ternak. Ringkasnya, temuan penelitian ini mempunyai implikasi yang signifikan terhadap industri dedak padi, menyoroti perlunya strategi yang efektif untuk mengatasi tantangan fluktuasi hargayakni salah satunya dengan adanya teknolgi pakan berupa dedak aromatik.
STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PAKAN BAHAN BAKU BEKATUL
Industri pakan lokal menghadapi tantangan yang signifikan, terutama terkait dengan fluktuasi harga bahan baku dan ketidakstabilan rantai pasokan, yang dapat berdampak negatif terhadap profitabilitas produsen pakan dan mempunyai konsekuensi yang lebih luas bagi keseluruhan rantai pasokan pangan. Untuk mengembangkan industri pakan lokal dengan teknologi pakan berupa bahan bekatul menjadi dedak aromatik, berikut adalah langkah-langkah yang perlu diikuti:
- Pengkajian Ketersediaan Bahan Baku: Perlu mempertimbangkan ketersediaan bahan baku pakan, kontinuitas ketersediaan bahan baku, jumlah kebutuhan pakan untuk ternak, pangsa pasar, dan jarak pabrik pakan dengan bahan baku serta jarak pabrik pakan dengan konsumen.
- Penghitungan Formulasi Pakan: Menghitung formulasi bahan baku utama berupa bekatul dengan bahan tambahan lainya sehingga menciptakan formulasi yang memiliki nilai mutu tinggi.
- Pengolahan Bahan Baku: Bahan baku sebagai sumber serat utama berupa bekatul dilakukan pengolahan dengan bahan tambahan lainya. Kemudian dilakukanya sifat organoleptis (bau harum, asam) sehingga lebih disukai ternak (enak).
- Uji Pakan Secara Fisik, Kimia, dan Biologis:Â Melakukan uji pakan secara fisik, kimia, dan biologi untuk memastikan kualitas pakan.
- Pengemasan dan Penyimpanan Pakan: Memilih teknik pengemasan dan penyimpanan pakan yang baik untuk memastikan kualitas pakan.
KESIMPULAN