Mohon tunggu...
Muhammad ikhlasulamal
Muhammad ikhlasulamal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Lama

Berniat menulis tulisan baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semua Salah Kapitalisme! Atau Kita Semua Salah?

12 November 2022   01:59 Diperbarui: 12 November 2022   07:16 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kapitalisme, apa yang ada dibenak orang ketika mendengar kata ini? Kekayaan? Saham? Perusahaan? Inflasi? Atau jangan-jangan kita langsung bisa melihat sisi negatifnya? Kesenjangan sosial?Konsumerisme? Kemiskinan? Atau bahkan menyalahkan Makhluk ini sebagai biang topik paling hangat sekarang, Resesi?

Tapi, apa iya Kapitalisme yang kita pahami selama ini sudah benar? mari cek sejenak.

Berbicara soal definisi Kapitalisme, sudah sangat banyak sumber khususnya internet yang mencantumkan definisinya. Sebagian besar menyimpulkan Kapitalisme sebagai Sistem Ekonomi pasar bebas, bahkan ada juga  yang bilang ideologi. Mungkin benar tapi tidak menjelaskan semuanya.

Sebenarnya Kapitalisme lebih dari itu, Kapitalisme mencakup sebutan untuk serangkaian ide dan gagasan pokok tentang Ekonomi khususnya metode produksi dan kepentingan sosial sebagai solusi atas kritik sosial-ekonomi saat gagasannya dibuat. Sehingga Kapitalisme masih bisa dispesifikkan menjadi suatu hal yang bisa di identifikasi oleh kita sebagai masyarakat awam.

Karenanya, berikut adalah dasar-dasar Kapitalisme yang barangkali bisa menambah informasi dari pemahaman lalu pada diskusi sekolah atau kampus. Dan Penulis sebisa mungkin akan menjelaskan secara rinci namun tetap dengan bahasa yang mudah dipahami.

Asal Terminologi Kapitalisme yang populer saat ini

Merujuk pada dokumen aslinya, tidak ada satupun kata yang menyebut istilah Kapitalisme. Gagasan tentang Kapitalisme yang dimaksud saat ini pada mulanya muncul sebagai jawaban atas Kritik terhadap kondisi social dibawah Monarki perekonomian Eropa sekitar abad 18. Seluruh ide pokok dan dasarnya tertulis dengan rapi dalam buku An Inquiry into the Nature and Causes Of The wealth of Nation (Baca : Wealth Of Nation) karangan Adam Smith yang terbit tahun 1776.

Terminologi Kapitalisme baru dipopulerkan kurang lebih Se abad kemudian, tepatnya pada tahun 1867. puluhan tahun setelah gagasannya direalisasikan Perekonomian Eropa secara umum, Seorang bernama Karl Max dalam bukunya Das Kapital menyampaikan keberatan atas pandangan yang berkembang. Dan  satu-satunya terminology yang mendekati apa yang ia kritik disebut Adam Smith sendiri sebagai Commercial Society.

Lalu apa saja landasan Adam Smith yang dia sebut sebagai Commercial Society?

Mendefinisikan Kapitalisme yang dimaksud Adam Smith

  • Landasan Ide

Kurang lebih ada tiga asumsi atau landasan pikiran dari gagasan lain di buku tebal itu. Yaitu kebebasan individu, kepentingan pribadi dan pasar bebas yang ditujukan untuk menjamin keberlangsungan hidup dan meningkatkan kesejahteraan umum. Menurut Adam Smith masyarakat perlu  bebas dan diakui untuk mengejar kepentingan masing-masing agar bisa hidup sejahtera, dan itu semua bisa terjadi dengan membiarkan seluruh kepentingan ada di pasar yang bebas.

  • Prinsip Dasar

Pada bab 8 Jilid Pertamanya Adam Smith mengungkapkan argumen awal, yang kurang lebih berbunyi  : Jika pelaku ekonomi seperti tuan tanah dan pembuat sepatu misalnya, memperloleh laba lebih besar daripada yang seharusnya dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, maka mereka akan menggunakan keuntungan itu untuk mempekerjakan leih banyak asisten agar dapat meningkatkan keuntungannya. Dan bahwa peningkatan keuntungan tadi sebenarnya adalah peningkatan kekayaan dan kemakmuran kolektif.

Kemakmuran kolektif digambarkan sebagai situasi semua untung. Dimana laba saya adalah laba anda, ketika saya mendapat keuntungan, maka dibalik keuntungan itu ada orang-orang yang akan merasakan manfaat langsungnya. Dalam konteks saat ini, bisa dianggap bila keuntungan pada akhirnya bisa dirasakan baik lewat upah pekerja,belanja kepentingan individu dan membeli komoditas lain.

Hal penting yang membedakan kekayaan biasa dengan kapital (Modal) ada pada baris "menggunakan keuntungan untuk mempekerjakan lebih banyak asisten". Kapital terdiri dari Uang,Barang dan Sumberdaya yang wajib hukumnya di investasikan dalam produksi. Jika tidak, maka keuntungan bukan disebut modal, namun disebut kekayaan biasa. 

Orang yang melakukan praktek kapitalisme (Kapitalis) baru bisa disebut kapitalis ketika mereka mengalokasikan modal atau keuntungannya untuk berinvestasi hanya pada upaya produksi. Bentuknya bisa pengembangan produk, penambahan pegawai, perluasan kantor, membeli saham, menabung di bank. Atau apapun bentuk investasi modal yang membantu proses produksi, barulah mereka dianggap sebagai Kapitalis. Selebihnya, orang yang menabung dirumah, orang yang menghamburkan uang untuk proyek yang tidak berdampak bagi apapun setelahnya (produktif) bukanlah bentuk Kapitalis.

Maka dari itu sebagai upaya perlindungan gagasannya berjalan sesuai, lebih lanjut smith berpandangan pemerintah seharusnya mengakui kebebasan individu, menjamin kepemilikan asset Individu, dan tidak campurtangan dalam proses produksi seperti pada asumsi yang dijelaskan.

Bentuk Paling Murni Kapitalisme (laizze faire) Dan Maksud Konsep "Invisible Hand"

Bentuk paling dasar dari praktek Kapitalisme di awal munculnya adalah Kapitalisme pasar bebas atau Laissez Faire yang berarti "tinggalkan kami sendiri" dalam Bahasa prancis. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ketika pemilik modal, pengusaha, maupun rumah tangga (Pelaku ekonomi swasta) Diberi kebebasan sepenuhnya untuk memenuhi kepentingan pribadinya (self interest) dalam pasar, secara tidak langsung mereka akan memenuhi kebutuhan orang lain dan itu semua merupakan cara paling effisien meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bersama (kolektif).

Mulai dari sini Adam Smith menjelaskan Laissez Faire dalam konsep "Invisible hand". Singkatnya ketika Pelaku Ekonomi mengejar kepentingan pribadinya, yaitu motif individu yang berupa kepuasan (utilitas) dan motif bisnis, yaitu keuntungan (Laba) maka interaksi keduanya dalam perekonomian(pasar) yang tidak di intervensi, akan membimbing pasar menuju keseimbangan dengan sendirinya. Dinamika ini lebih lanjut ada dalam hukum permintaan dan penawaran. Ketika sisi permintaan menekankan pada kepuasan yang mempertimbangkan harga yang rela dikorbankan, di sisi lain penawaran atau pelaku bisnis menginginkan laba dari selisih penjualan produk dan biaya membuatnya. Kedua interaksi tersebut akan bertemu ada titik yang disebut keseimbangan (Ekuilibrium).

Kapitalisme dalam Sudut Pandang Karl Max (Rumus Money-Commodity-Money)

Lantas apa yang dikritik Karl Max? Jika mengacu pada tulisannya dalam buku Das Kapital, Menurutnya Kapitalisme sebagai metode produksi memiliki implikasi buruk. Dahulu sebelum gagasan Adam Smith diperkenalkan, orang akan hidup menghasilkan barang untuk imbalan yang pantas sehingga uang hanya sebagai alat tukar.

Tidak seperti sekarang, Marx beranggapan bahwa dengan adanya metode produksi yang berorientasi pada komoditas/Barang membuat komoditas dipandang sebagai tujuan pertukaran. Sehingga untuk menghasilkan lebih banyak barang maka membutuhkan lebih banyak uang dari hasil produksi sebelumnya yang selanjutnya disebut metode akumulasi modal. Karl Max sendiri menyebut ini sebagai rumus Money-Commodity-Money(M-C-M). Modal akan menghasilkan Komoditas dan Komoditas akan menghasilkan Uang yang banyak dan akan dikembalikan menjadi Modal.

Hal tersebut membuat seorang kapitalis akan memiliki kecenderungan untuk menekan biaya produksi sehingga membuat peluang dia menghasilkan keuntungan menjadi lebih besar. Disini Karl Max menerangkan pilihan biaya produksi yang paling mudah diubah seorang kapitalis adalah biaya upah pekerjanya. Lebih jauh dia berpendapat bahwa harusnya Sumber daya yang dapat memenuhi hidup orang banyak termasuk alat produksi harus dikuasai oleh institusi yang netral, dan dia menyarankan pemerintahlah yang seharusnya mengatur semua sumber daya sehingga masalah Kapitalisme yang dikemukakannya tidak terulang.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun