Dinegeri yang gemilang, demokras aneh,
Suara rakyat terdengar, namun sering terkekeh.
Pemilih menjadi tarian drama,
Politik bergulir, seperti permainan karma.
Suara rakyat, melodi yang merdu,
Namun kadang terasa, seperti angin yang surut.
Janji-janji terucap, di atas mimbar yang tinggi,
Namun realita kadang berbeda, seperti bayang yang menghilang.
Demokrasi aneh, seperti cermin retak,
Pemimpin berlalu, meninggalkan jejak yang tak terlacak.
kebebasan berseru, namunn terkadang terkungkung,
Seakan dilempar gelombang, tapi tetap tak terdukung.
Namun diantara bayang-bayang kebingungan,
Harap masih berkembang, dibawah sinar kebijakan.
Demokrasi aneh, bagai bunga yang mekar,
Mekar terasa rumit, tetaplah kita berharap, bersama-sama berjalan.
Seiring waktu bergulir, semoga terukir kisah baru,
Demokrasi aneh, tumbuh dan mekar dengan cinta yang sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H