Mohon tunggu...
Muhammad Ichlasul Arifin
Muhammad Ichlasul Arifin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai Saya Muhammad Ichlasul Arifin Bisa dipanggil Arif, aku sangat menyukai tentang sejarah yang berkaitan dengan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Demokrasi Perdana: Pemilu 1955 di Demak dan Dinamika Politik Nasional

22 Juni 2024   20:20 Diperbarui: 22 Juni 2024   20:34 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan hasil Pemilu tahun 1955, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kabupaten Demak pada saat itu memiliki orientasi politik yang beragam. Ada yang berorientasi pada nasionalisme, ada yang berorientasi pada agama, dan ada yang berorientasi pada kiri. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Demak pada saat itu adalah masyarakat yang plural dan terbuka.

          Pemilu tahun 1955 juga menjadi momentum bagi masyarakat Kabupaten Demak untuk belajar tentang demokrasi. Pemilu ini mengajarkan kepada masyarakat bagaimana cara menggunakan hak pilihnya, bagaimana cara memilih pemimpinnya, dan bagaimana cara berpartisipasi dalam proses demokrasi.

Hasil Akhir Pemilu di Demak Tahun 1955

          Pemilihan Umum (Pemilu) 1955 di Demak, Indonesia adalah sebuah peristiwa penting dalam sejarah politik Indonesia. Pemilu ini diadakan pada tanggal 29 September 1955 dan bertujuan untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante.

          Di Demak, sebuah kabupaten di Jawa Tengah, pemilu ini sangat ketat diperebutkan oleh empat partai besar: Partai Nasional Indonesia (PNI), Masyumi, Nahdlatul Ulama (NU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Partai-partai ini memiliki akar yang kuat di Demak, dengan PNI dan NU memiliki kehadiran yang signifikan di wilayah tersebut.

          Menurut hasil resmi, PNI muncul sebagai pemenang di Demak, dengan memperoleh 34,6% dari total suara. Partai ini memenangkan 12 dari 25 kursi DPR, diikuti oleh NU dengan 23,4% suara dan 6 kursi. Masyumi berada di urutan ketiga dengan 20,5% suara dan 5 kursi, sedangkan PKI memperoleh 11,5% suara dan 2 kursi.

          Kemenangan PNI di Demak dikarenakan organisasi yang kuat dan popularitas di kalangan masyarakat setempat. Kampanye partai ini berfokus pada isu-isu seperti pembangunan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat Demak. Kandidat PNI, Soekarno, yang juga presiden pertama Indonesia, sangat dihormati di Demak, dan kehadirannya membantu meningkatkan popularitas partai.

          Kinerja NU di Demak sangat baik karena pengaruhnya di kalangan masyarakat Muslim setempat. Kampanye partai ini menekankan pentingnya nilai-nilai Islam dan perluasan peran Islam dalam politik Indonesia. Kandidat NU, Idham Chalid, adalah seorang ulama dan politikus yang sangat dihormati di Demak.

          Kinerja Masyumi di Demak sangat mengecewakan, mengingat kehadirannya yang kuat di wilayah lain di Jawa. Kampanye partai ini dirusak oleh konflik internal dan kurangnya arah yang jelas, yang mempengaruhi kemampuan partai untuk menarik pemilih.

          Kinerja PKI di Demak sangat signifikan, mengingat kehadirannya yang terbatas di wilayah tersebut. Kampanye partai ini berfokus pada isu-isu seperti reformasi agraria dan hak-hak pekerja, yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat Demak. Kandidat PKI, D.N. Aidit, adalah seorang pemimpin yang karismatik yang membantu meningkatkan popularitas partai di Demak.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun