Mohon tunggu...
Muhammad Ibnu Zuhair
Muhammad Ibnu Zuhair Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA

Saya memiliki hobi menulis, dan bermusik. Saya sangat suka dengan matematika, karena matematika adalah bahasa yang digunakan Tuhan untuk menciptakan alam semesta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kegagalan Adalah Sukses Yang Tertunda.

30 November 2024   16:18 Diperbarui: 1 Desember 2024   11:32 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kabarone.com

Kegagalan adalah ketidakmampuan untuk meraih suatu keinginan, baik dalam bidang karir, pendidikan, asmara, atau kehidupan secara keseluruhan. Kegagalan ini menghasilkan kondisi emosional berupa duka di dalam hati. Ini adalah hal yang wajar dirasakan oleh seorang manusia. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa kita, sebagai orang yang mengalami kegagalan tersebut, menganggap bahwa proses ini sangat penting. Kita menganggap bahwa proses ini tak bisa dilewatkan begitu saja. Ini kesempatan emas yang mungkin hanya datang sekali seumur hidup. Ini artinya kita peduli dengan cita-cita dan masa depan kita. 

Rasa ini kepedulian ini sangat diperlukan dalam diri kita, orang yang tak memiliki rasa peduli terhadap cita-citanya dan masa depannya, maka dia akan hancur terinjak-injak oleh kehidupan dunia yang begitu kompleks. Kita tahu bahwa dunia itu dinamis, dan GANAS. Seseorang yang hebat, gagah perkasa, memiliki kekuasaan, memiliki kekayaan triliunan rupiah, bisa saja hartanya itu diambil dan disita, kemerdekaannya di kekang, dan dan kekuasaannya dijatuhkan, diganti dengan orang lain yang dulunya ia injak-injak. Begitu pula sebaliknya. Takkan ada kesenangan yang abadi, dan takkan ada juga kesengsaraan yang abadi di dunia ini. Bak kata pepatah, "Hidup itu seperti roda yang berputar." Bisa diatas, bisa saja dibawah. Mau tidak mau kita harus menerimanya karena roda itu akan terus berjalan. 

Rasa kepedulian dan ketakutan akan kehidupan ini, menciptakan rasa ketakutan kita akan kegagalan. Sudah sewajarnya kita sedih dan merasa terpukul. Namun, bukan berarti kesedihan ini dibiarkan berlarut-larut. Kesedihan berlarut-larut ini berdampak kepada kesehatan tubuh, seperti stres, gangguan tidur atau insomnia, dan gangguan kesehatan mental, hingga bisa menyebabkan kematian. Untuk mencegah hal-hal yang bisa merusak tubuh seperti ini, dibutuhkan sebuah support system. Support system yaitu ketika kamu memiliki jaringan orang-orang yang bisa memberikan dukungan praktis atau emosional.

Salah satu kalimat yang umum dan senantiasa dituturkan ketika diri sendiri ataupun kawan, sahabat, saudara kita gagal baik dalam mencapai tujuan hidup, maupun mengikuti perlombaan, yaitu:

"KEGAGALAN ADALAH SUKSES YANG TERTUNDA."

Kalimat ini bermaksud bahwa kegagalan bukanlah titik akhir dari perjalanan, melainkan bagian dari proses yang harus dilewati sebelum mencapai kesuksesan. Dengan kata lain, kesuksesan hanya tertunda dan akan datang setelah kita belajar dari kegagalan itu.

Kalimat ini memberikan pengaruh emosional yang mendalam kepada orang tersebut. Ini akan membangkitkan semangatnya. Kalimat ini akan menstimulasi kemampuannya. Karena sesungguhnya kekuatan psikis itu nyata. Hal yang berwujud psikis sangat berpengaruh terhadap hal fisik di dunia nyata. Hal ini disebut psikomatis. 

Saya pernah mendengar salah satu kisah pegawai Cold Storage, yang meninggal di cold storage tersebut, sebuah freeser raksasa guna menyimpan stok persediaan daging untuk beberapa bulan. Ia menulis di diary terakhirnya bahwa dia akan ma mati kedinginan atau hipotermia di sana. 

Kenyataannya, saat mayatnya ditemukan, Cold Storage tersebut sedang dalam keadaan rusak, artinya freeser raksasa tersebut sama sekali tak menghasilkan hawa dingin. Sedangkan hasil autopsi menunjukkan bahwa ia mengalami hipotermia. 

Sungguh kuat sekali pengaruh psikis itu. Pesulap Merah, salah satu publik figur yang terjun dalam dunia psikologi seperti ini, menerangkan, belief system itu ada 5, cara berpikir mengubah tindakan, tindakan mengubah kebiasaan, kebiasaan mengubah karakter, karakter mengubah kenyataan. Oleh karena itu, kita haruslah menjaga cara berpikir kita. Berpikirlah secara positif. 

Namun, terlepas dari seluruh pengaruh psikis yang ditimbulkan kalimat ini, sehingga membentuk perspektif diri dan keyakinan, serta kepercayaan diri. Kita tak bisa mengabaikan realitas sosial yang kompleks. Banyak kasus seorang individu yang memiliki sumber daya yang terbatas, seperti kondisi finansial yang bahkan tak mampu mencukupi kebutuhan primernya. Misalnya, apabila ia kalah pada suatu kompetisi bergengsi tahunan yang memiliki biaya pendaftaran sebesar Rp. 300.000,00. Sedangkan ia tak memiliki cukup uang untuk membayar biaya pendaftaran itu untuk tahun besok. 

Kemudian juga situasi yang tak dapat diprediksi dan diatasi oleh kita. Situasi yang tak berada dibawah kendali kita, seperti situasi geopolitik yang kacau. Misalnya, apabila terjadi perang dunia yang dahsyat yang tak diketahui kapan akan berakhir, sehingga beberapa kompetisi internasional dan regional, seperti: Olimpiade, Asian Games, dan Piala Dunia, terpaksa dibatalkan. Sedangkan faktor umur juga menghambat mereka untuk mengikuti kompetisi di tahun-tahun selanjutnya, sehingga terpaksa harus mengakhiri proses perjalanan panjang yang dia mulai itu. Atau seperti seorang siswa yang gagal meraih gelar juara Olimpiade Sains Nasional (OSN) di kelas 11, sedangkan ia tak bisa mengikuti OSN kembali di kelas 12. Maka ia harus menerima kenyataan bahwa ia takkan bisa meraih juara di kompetisi OSN tersebut. 

Adapun hal-hal mistis atau berbau kepercayaan, terutama mitos, yang mengatakan bahwa kita akan mendapatkan hasil yang terbaik dan menggapai cita-cita itu, atau seperti berharap suatu keajaiban akan datang, lalu tiba-tiba perang yang dahsyat itu berakhir secara damai, atau berharap Kementerian Pendidikan mengubah kebijakan yang lama dimana anak kelas 12 dapat mengikuti kompetisi OSN, adalah sesuatu yang abstrak. Hal ini kurang dapat dipertimbangkan karena tak memiliki data empiris yang mendukung hal ini akan terjadi, bahkan pada sebagian besar kasus. 

Sehingga dari seluruh poin-poin pembahasan dan faktor-faktor diatas kalimat "kegagalan adalah sukses yang tertunda" tidak relevan terhadap kondisi sosial masyarakat sekarang yang multifaset. Namun, apabila dipandang dari segi emosional, kalimat ini dapat mendorong atau memberikan stimulus kepada seseorang untuk bangkit dan jangan terus berlarut-larut dalam kesedihan akan kegagalan tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun