Mohon tunggu...
Muhammad Husni
Muhammad Husni Mohon Tunggu... Akuntan - Accountant

Dunia hanya sementara

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Haruskah Pamer Kesuksesan Saat Pulang Kampung?

22 April 2022   10:55 Diperbarui: 22 April 2022   12:06 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kurun waktu dua tahun adanya larangan secara resmi dari Pemerintah, akhirnya di tahun ini kita bisa kembali pulang kampung (mudik) dan berkumpul bersama keluarga.

Banyak hal yang telah kita lakukan untuk sampai ke titik ini. Kembali bersilaturahim bersama keluarga dan sanak saudara walau hanya melepaskan sejenak penat yang melingkupi.

Mudik mengandung banyak momen, dimulai dari perjalanan sampai tibanya di rumah. Tidak sah rasanya jika mudik tanpa membeli oleh-oleh untuk keluarga dan orang tua dengan tujuan membanggakan hati orang tua dan tidak sedikit oleh-oleh dijadikan sebagai tanda ke keluarga bahwa anaknya telah sukses di kota besar.

Ada begitu banyak cara menunjukkan kesuksesan kepada sanak saudara.

Ada yang merasa cukup dengan mengirim nafkah ke orang tua setiap bulan. Ada pula yang merasa perlu pulang kampung sembari mengendarai mobil mewah dan mengenakan perhiasan mahal sebagai indikator kesuksesan karier.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah mudik dikatakan sah bila berhasil membanggakan keluarga dengan sejumlah materi dan kesuksesan yang kita bawa ke kampung halaman?. Lantas yang tidak punya materi mudiknya dikatakan tidak sah?. Atau ada aturan/ norma baik secara tertulis atau tidak yang mengatur sah dan tidaknya mudik ini?.

Jika ada, itu menjadi alasan terbesar yang melarang saudara kita yang tidak punya materi untuk tidak mudik. Tetapi sejauh ini belum ada aturan yang mengatur sah atau tidaknya mudik yang diukur dari besarnya materi yang dibawa ke kampung halaman. Aturan yang ada hanyalah keselamatan saat di perjalanan selama mudik.

Bukankah esensi dari mudik adalah kembalinya bertemu dan bersilaturahim dengan orang tua, sanak saudara, handai taulan dan kembali melihat kampung halaman di mana tempat kita tumbuh.

Pamer saat mudik hanya akan memicu dijauhinya orang yang pamer dari keluarga dan sanak saudara utamanya keluarga yang merasa dirinya tidak berkecukupan, pamer saat mudik juga adalah salah satu sifat sombong yang masuk dalam kategori sifat yang tercela. 

Hal yang bisa kita lakukan jika kita mempunyai banyak materi yang dibawa saat mudik adalah dengan menebar kebahagiaan semisal memberikan THR ke sanak saudara utamanya yang kekurangan yang menambah suka cita suasana Hari Raya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun