Ini ceritaku tentangmu.
Aku mengagumimu dalam diam.
Entah perasaan sementara atau cinta.
Yang jelas aku kagum denganmu.
Aku harus bagaimana?
Mengungkapkan atau memendamnya sendirian.
Aku mengagumimu, seperti mengagumi langit di sore hari.
Indah, namun tidak dapat kumiliki.
Kau bagaikan bongkahan emas, berharga dan mempesona.
Menyinari hidupku dengan keindahanmu.
Dengan iringan lagu sampai nanti kubuat puisi ini.
Aku menyuarakan semua hal tentangmu.
Sampai nanti.
Kelak esok kan kembali.
Ini tentang kita.
Lirik yang paling bermakna bagiku.
Saat aku tidak memegang hp dikala aku sedang mendaki waktu itu.
Kau mengungkapkan semuanya kepadaku melalui pesan singkat.
sontak aku terkaget-kaget dikala aku memegang hp ku dan kau berkataÂ
"aku seneng awakmu." (aku suka kamu)
"Hati-hati pulangnya yaaaaa."
Entah itu benar-benar kau atau tidak.
Tapi aku berharap itu benar-benar kau.
Hatiku begitu berdebar kencang entah harus senang atau tidak.
Selama ini kau nampak cuek, diam seribu bahasa.
Dan tiba-tiba kau mengatakan hal seperti itu padaku.
Ya semoga saja kau dapat kugapai.
Dapat ku genggam tanganmu.
Dan berkata pada duniaÂ
"Wahai langit dan bumi, aku telah bersamanya."
Bangkalan 23 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H