Patofisiologi BPH berhubungan dengan faktor statis dan dinamik. Faktor statis BPH disebabkan hiperplasia sel-sel epitelial dan stroma periuretra kelenjar prostat yang menyebabkan penyempitan uretra pars prostatika dan bladder outlet. Sedangkan factor dinamik disebabkan oleh ketegangan otototot polos prostat. Kedua faktor tersebut akan meningkatkan resistensi uretra, selanjutnya menyebabkan perubahan komponen bulibuli. Obstruksi bladder outlet menurunkan fungsi otot-otot detrusor buli. Faktor usia tua juga memperberat, sehingga muncul berbagai keluhan.
HASIL dan PEMBAHASAN
USG
Pemeriksaan USG untuk mengevaluasi morfologi prostat serta ukuran volume prostat dapat secara transabdominal dan transrektal. USG transabdominal menggunakan transmisi gelombang ultrasonik melalui dinding abdomen untuk melihat organ-organ dalam, termasuk kelenjar prostat. USG transabdominal dan transrektal dapat memberikan informasi signifikan pembesaran prostat, adanya batu buli-buli, serta residu urin.
USG transabdominal memerlukan pengisian buli-buli yang cukup sebagai acoustic window. Terdapat korelasi kuat pengukuran volume buli menggunakan transabdominal dan transrektal pada volume buli kurang dari 400 mL.
CT scan
CT scan regio pelvis mulai dari krista iliaka sampai dengan tuberositas ischium dengan tebal potongan (cut thickness) 5 mm ata kurang. CT scan dapat mengevaluasi ukuran prostat, namun tidak digunakan untuk menentukan stadium BPH, karena penentuan stadium berdasarkan gejala klinis. Pada CT scan, BPH terlihat sebagai pembesaran prostat dengan ukuran distance across lebih dari 5 cm pada potongan transversal.
MRI
Pada MRI, kelenjar prostat tampak sebagai organ dengan intensitas flag halfway homogen pada T1 weighted picture (T1WI). Sekuen T2 weighted picture (T2WI) dapat memperlihatkan zona-zona kelenjar prostat. Intensitas flag pada T2 WI tergantung komponen kelenjar, stroma, dan otot polos penyusunnya. Zona perifer pada T2 WI, karena banyak komponen kelenjar, akan memberikan intensitas flag yang tinggi. Sedangkan zona sentral dan zona transisional lebih banyak mengandung komponen otot polos dan stroma, sehingga memberikan intensitas flag yang rendah.