Mohon tunggu...
Muhammad Hidayah Akbar
Muhammad Hidayah Akbar Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Ilmu Politik

.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tanah Seluas 250.000 Ha untuk Ibu Kota Baru Terlalu Dipaksakan dan Tidak Ada Urgensinya bagi Rakyat Indonesia!!

19 Januari 2022   11:58 Diperbarui: 19 Januari 2022   12:04 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lahan baru di kalimantan timur yang luasnya hampir tiga kali DKI Jakarta harus terpapas habis untuk ibu kota baru yang tidak memiliki urgensi bagi masyarakat indonesia.

Dana senilai 510 Milyar untuk ibu kota baru seharusnya dapat di alihkan untuk aspek lain yang lebih penting seperti untuk pemulihan ekonomi dan kesehatan, karena mayoritas dana tersebut di dapatkan dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Namun anggaran senilai 510 Milyar tersebut hanyalah untuk tahap awal pembangunan ibu kota baru, Seperti yang tertuang dalam dokumen rancangan kerja pemerintah (RKP) tahun 2022, dan berdasarkan data kementerian keuangan untuk total kebutuhan anggaran pembangunan ibu kota baru senilai 446 Triliun Rupiah.

Selain tidak memiliki urgensi bagi masyarakat indonesia pembangunan ibu kota baru ini juga merusak lahan hijau yang cukup luas di kalimantan yang di mana lahan tersebut juga termasuk sebagai paru-paru dunia.

Tak hanya lahan hijau yang rusak tapi di dalamnya juga berdampak kepada rusaknya ekosistem alam.

Penulis berharap bahwa pemerintah lebih memperhatikan terhadap sejumlah dana yang akan di gelontarkan untuk pembangunan ibu kota baru bisa di manfaatkan untuk kepentingan masyarakat  yang lebih memiliki urgensi dan manfaatnya luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun