Kalau saja dulu Prabowo yang jadi Presidennya akan sangat mudah baginya untuk ‘terjerumus’ ke jalanseorang diktator. Karena semua kekuasaan berada ditangannya. Akan tetapi takdir menentukan bahwa Jokowi yang menang dan fakta yang ada sekarang adalah; Kita memiliki seorang Presiden yang sedang tertekan dalam keputusannya.
Memang, demi lancarnya kebijakan yang diambil, seorang Presiden harus bebas mengambil keputusan (Tidak adanya tekanan dari pihak manapun). Contoh nyatanya adalah Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu. Sebelum menjadi Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu dilantik dahulu menjadi ketua umum partainyaAK Partibaru dia menjadi Perdana Menteri. Begitu pula Perdana Mentri Turki sebelumnya Recep Tayyip Erdogan. Pendiri partaiAK Partiini dulunya adalah seorang anggota dariFazilet Partisiatau Virtue Party yang saat itu dipimpin oleh Necmettin Erbakan. Partai yang kental akan ideologi Islam itu tidak bisa bergerak bebas pada saat itu, disebabkan oleh tekanan dari militer.
Menaggapi hal ini, ErdoÄŸan memutuskan keluar dari partai tersebut dan mendirikan Partai yang bernamaAK Parti,sehingga banyak petinggi-petinggi dari Virtue Party pada saat itu membencinya dan dianggap sebagai pengkhianat.
Namun, saat ini AK Parti adalah partai nomor satu di Turki dan Erdogan telah berhasil menjadi Perdana Mentri Turki pada masa 2003 – 2014 dan berhasil pula dalam pemilu Presiden 2014-2019.
Ringkasnya, kalau memang kubu PDI-Perjuangan dan Presiden Joko Widodo bertekad berkerja untuk pembangunan negeri, hanya ada dua jalan yang harus mereka pilih: Jalan yang pertama, mereka harus melantik Joko Widodo untuk menjadi Ketua Umum PDI-Perjuangan, karena tidak mungkin ada pemimpin negeri yang dipimpin! Dan yang kedua adalah, Jokowi harus berani membentuk partai baru agar terbebas dari belenggu PDI-Perjuangan. Dan yang perlu diingat, ini bukanlah pengkhianatan! Karena Jokowi harus memilih antara partai atau rakyat!
Untuk baca lebih lanjut:
https://muhammadhaykall.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H