Mohon tunggu...
Muhammad hatta Abdan
Muhammad hatta Abdan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Hatta Abdan

FB : Muhammad Hatta IG : mhattaabdan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balik Menuju Kota Lapar

9 Mei 2022   22:19 Diperbarui: 9 Mei 2022   22:34 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum jauh dari kota Buli, saya sudah tertidur sampai masuk ke Subaim. Di dalam Oto, saya dan teman-teman tidak terlalu banyak wacana bahkan pak polisi pun demikian, diperjalanan kami sering diam dan fokus melihat ke depan dengan besarnya harapan agar bisa cepat Sampai. Dipertengahan subaim saya dan Ati sudah muntah-muntah, bahkan yang paling muntah adalah saya, hal itu membuat Pak polisi menyuruh Kaka Raswan sang supir untuk berhenti sejenak dan beristirahat di Ekor. Di Ekor, saya turun dari Oto dan muntah lagi dibelakang rumah orang, tenaga saya mulai terkuras habis akibat muntah-muntah yang tiada habis disepanjang perjalanan.

Istirahat belum cukup bagi saya, tapi sang supir dan teman-teman serta pak polisi menyuruh agar segera berangkat lagi, saya sudah tidak kuat lagi, tapi bagaimna pun perjalanan kami harus segera dilanjutkan agar tiba di Sofifi bisa sedikit cepat. Perjalan kami terus berlanjut, desa demi desa kami lewati dan muntah demi muntah pun saya keluarkan. Banyak teman-teman satu kampung yang kami temui disepanjang perjalanan, mereka juga sudah mulai balik menuju kota lapar. Laju oto yang kami naiki makin cepat, rasa pusing dan lelah saya nikmati sebagai hal paling tidak enak disaat mudik. Hari itu, saya merasakan hal yang tidak biasanya dan saya pun mulai marah-marah sendiri.

Jam 15:45 kami tiba di kota Sofifi, Ibu kota Provinsi Maluku Utara, Didermaga Verri banyak sekali kendaraan dan orang-orang yang antri. Jihan langsung menyuruh Lasmi dan Ila untuk segera membeli tiket Verri, sementara saya Masi dengan rasa pusing. Meski Masi pusing-pusing Saya dan Jihan langsung mengangkat barang-barang ke teras Loket pembelian karcis, dermaga Verri kota Sofifi hari ini sangat ramai dengan arus balik lebaran tahun ini, dan ini pertama kalinya  saya memulai arus mudik lebaran ditahun ini. Setelah menunggu hampir beberapa menit, akhirnya Lasmi dan Ila mendapatkan empat karcis untuk kami. Dan gerobak yang mengangkat barang-barang kami pun sampai didepan Verri, saya dan Jihan langsung ikut dari belakan menyusul Lasmi dan Ila yang sudah duluan menuju Verri.

Diatas Verri tepat di lantai paling atas, saya, Jihan, Lasmi dan Ila duduk. Orang-orang dan kendaran-kendran juga mulai naik ke atas Verri, sebelum berangkat saya dan Jihan pergi untuk memesan kopi di kantin Verri, sesampainya dikantin saya dan Jihan langsung memesan kopi kapal api, tapi airnya Masi dipanaskan, jadi kami harus menunggu beberapa jam lagi. Disela-sela menunggu panasnya air tiba-tiba dari atas Dek Verri ada yang memanggil nama saya, Ternyata itu Wani dan Afwan teman satu kampung saya yang juga sudah balik dari kampung menuju kota lapar, saya dan Jihan tidak terlalu pusing pada mereka. Tak lama kemudian kopi yang kami pesan pun siap. Saya dan Jihan langsung balik ke tempat dimana Lasmi dan Ila menunggu.

Diperjalan menuju kota lapar diatas Verri, saya dan Jihan mulai menikmati kopi dan rokok Surya, sembari berfoto-foto dengan senja-senja yang menghiasi gunung Gamalama Ternate, Sementara Lasmi dan Ila sudah lapar sehingga mereka hanya diam dengan menyandarkan badan dipagar Verri sambil bermain Handpond, Saya dan Jihan terus menikmati senja dan kopi hari ini, diatas Verri berbagai macam orang-orang kami temui, tapi kami tidak tahu menahu meski banyak orang. Ada seorang laki-laki sedari tadi duduk disamping, hampir mendekati Ternate baru kami dan dia saling berbicara, saling menannya asal dan segera menawarkannya kopi dan rokok. Ternyata dia dari Weda, ibu kota Kabupaten Halmahera Tengah, Kami hanya mempekanalkan Asal sehingga saya dan Jihan tidak tahu namanya siapa, biar begitu kami dan dia tetap bersaudara, sebab saya, Jihan dan dia adalah anak cucu yang terlahir di bumi Fagogoru, karena Maba, Patani, dan Weda adalah saudara yang terikat dalam salah satu bingkai yaitu Fagogoru.

8 Mei 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun