Doc : https://moviepunya.files.wordpress.com/2015/01/chef-film.jpg
PENGANTAR.
Media sosial merupakan sesuatu hal yang tidak dapat kita tolak dalam kehidupan kita saat ini, hampir seluruh aspek kehidupan kita dapat dikaitkan dengan sosial media. Â Film Chef yang ditayangkan pada tahun 2014 ini menceritakan bagaimana peran media sosial untuk kuliner itu sendiri.
Â
A.     SINOPSIS FILM
Film yang dibintangi, ditulis, dan disutradarai oleh Jon Favreau ini menceritakan tentang seorang chef Carl Casper (Jon Favreau) yang kehilangan pekerjaannya, karena membuat keributan dengan seorang foodbloger (Oliver Platt) di media sosial dan di Restoran tempat dia bekerja. Selain itu juga Carl juga ingin membangun hubungannya dengan anaknya (Emjay Anthony) dan mantan istrinya (Sofia Vergara). Pekerjaanya sebagai Chef di Restoran membuat hubungan dengan anaknya hanya bersifat formalitas dan dingin dan juga hubungan yang kandas dengan istrinya. Setelah kehilangan pekerjaan, membuat Carl tidak mempunyai pilihan lain untuk membuat food truck untuk memulihkan kembali namanya dan juga memulihkan kembali hubungan keluarganya. Film inipun dimainkan dengan beberapa nama besar seperti Robert Downey Jr, Scarlett Johanson, dan Dustin Hoffman, walaupun memiliki porsi yang tidak terlalu banyak. Â
Secara umum, film ini bergenre drama comedy dan dapat diikuti dengan mudah dan dicerna. Keunggulannya adalah dengan mengangkat tema yang jarang ada di film-film sekelas holywood yaitu memasak, ini bisa menjadi poin plus bagi orang-orang yang pecinta makanan untuk menonton film ini. Dari segi plot dan alur cerita, film ini hampir kebanyakan dengan film-film holywood pada umumnya yang berakhir dengan happy ending dan linear. Akan tetapi film ini dapat menceritakan sisi lain atau kegelisahan seorang chef yang penuh tekanan antara kreatifitas dengan bisnis dan juga bagaimana membangun hubungan kembali dengan keluarganya menjadi hubungan yang hangat. Â
Â
B.     MEDIA SOSIAL
Peran media sosial yang diceritakan dalam film ini memegang peranan yang tidak tergantikan. Media sosial dalam film ini sebagai awal mula konflik. Berasal dari komentar seorang foodbloger yang menyebar melalui twitter dan berlanjut hingga twitwar antara Carl dengan foodbloger lalu berakhir dengan pemecatan dirinya. Dengan media sosial juga, Carl dapat membangun kembali reputasinya, saat dirinya melakukan perjalanan untuk berjualan melalui foodtruck.Â
Bahwa pelajaran dari penggunaan media sosial adalah tindakan kehati-hatian untuk berekspresi atau mengemukakan pendapat. Kebanyakan orang lupa, bahwa mengemukakan pendapat di media sosial, berarti mengemukakan pendapat di muka umum dan bukanlah sesuatu yang bersifat personal lagi. Diibaratkan seperti orang yang berteriak di kerumuman pasar, banyak orang yang lalu lalang dan mendengar tapi ada yang peduli dan juga ada yang tidak peduli. Yang lebih hebat lagi adalah media sosial adalah tidak mengenal batasan wilayah, negara, dan waktu, seperti sungai yang bermuara ke luasnya samudra. Selain itu juga, bahwa akses dalam media sosial dapat dilakukan oleh siapapun.
Dengan adanya media sosial, hal ini juga membawa keuntungan untuk segala aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah kemudahaan memperoleh informasi. Untuk kuliner, banyak orang yang mengandalkan media sosial untuk meminta pendapat atau rekomendasi makanan atau tempat makanan favorit. Tidak heran peran dari penilaian foodbloger saat ini sangat penting terhadap suatu makanan atau tempat makanan. Karena dengan penilaian berupa komentar atau review seorang foodbloger yang terkenal dapat mempengaruhi orang-orang yang membacanya. Selain itu juga Percy (Anak Carl) memaksimalkan peran media sosial untuk memberikan update terhadap foodtruck ayahnya, sehingga, setiap mereka singgah di suatu kota, foodtruck tersebut akan laris manis dan membuat antrian.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H