Mohon tunggu...
Muhammad Hasan Fauzan
Muhammad Hasan Fauzan Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Murid SMAN 1 PADALARANG
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

XII MIPA 1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjuangan Endi

23 Februari 2021   20:22 Diperbarui: 23 Februari 2021   21:56 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Namaku Endi aku adalah seorang kepala keluarga dan memiliki 3 anak ,aku bekerja sebagai kurir di kantor pos daerah Padalarang ,keseharian ku mingirimkan paket dan surat . Aku mempunyai tekad yang kuat untuk membahagiakan keluarga ku .

Ya saat pagi itu aku bekerja seperti biasa di kantor ku , sebelum pergi istri ku seperti biasa menyiapkan sarapan untuk ku dan anak anak , pagi itu sangat cerah setelah selesai sarapan aku mengantar anak bungsu ku ke sekolah nya tepatnya di SDN 3 Purabaya . Setelah selesai aku pun langsung berangkat bekerja dan melakukan kegiatan ku seperti biasanya , hari Senin ini kerjaan ku sungguh banyak dan padat . Aku mendapat pesanan sampai ke pelosok pelosok desa . Setelah seharian bekerja aku pulang dengan senang hati karena rekan kerja ku memberi ku sebuah brownis , setelah sampai kerumah keluarga ku menyambut ku dengan hangat dan berbincang bincang tentang hari itu. Bincang bincang pun usai dan anak ku yang pertama bilang kepada "ayah... Tadi disekolah wali kelas ku memberi tahu ku bawha akan di adakan perpisahan ke Jogja " , Aku pun menjawab " memang biaya perpisahan nya berapa ka? " , Anak ku " 985 ribu yah " , aku pun menjawab " iya na nanti ayah bekerja lebih keras lagi supaya kamu bisa ikut ke Jogja ".

Beberapa hari kemudian aku pun bekerja lebih keras dari hari sebelumnya , aku pun mendapat tugas untuk mengirim barang ke daerah Ciwidey memang jauh tetapi demi menghidupi keluarga ku aku akan tetap semangat , memang jika aku melihat anak anak ku aku pun ter motivasi dan lebih semangat lagi dalam mencari nafkah . aku pun sedikit berbincang dengan rekan kerja ku , sambil menyetir motor aku pun terlalu asik mengobrol aku pun merasakan kantuk yang begitu hebat tak lama kemudian aaaaaaaaa.......... Duar.... Duar....... .

Yah.. yah bangun yah sahut anak anak ku dan istri ku . Ayah dimana sekarang jawab ku bingung , ayah sekarang ada di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung yah sahut anak ke 2 ku . Aku pun teringat akan kejadian ku saat itu , aku menabrak sebuah pohon yang berada di bahu jalan karena kondisi kantuk ku yang begitu berat . Tak lama kemudian aku merasakan sakit yang luar biasa di bagian kaki kiri ku karna saat itu aku terjepit oleh motor . Aku pun mengalami patah tulang di bagian betis .

Aku berada di rumah sakit selama 2 Minggu dan anak istri ku yang merawat ku , aku teringat dengan perkataan anak ku yang pertama bahwa dia akan mengikuti acara perpisahan dan study tour ke Jogja ,,,
Anak ku : apa yang sedang Aya pikirkan ?
Ayah : tidak na ayah hanya kepikiran tentang              perpisahan
Anak ku : tidak usah dipikirkan yah , ayah istirahat Saja
Setelah perbincangan itu aku pun terdiam.

3 bulan berlalu ternyata kaki ku telah sembuh namun belum sembuh total akan tetapi aku tetap ingin bekerja karna aku tidak bisa kalo hanya diam namun keluarga ku melarang ku untuk tetap bekerja tetapi apa boleh buat karena ini jalan satu satu nya jika aku ingin memenuhi kebutuhan anak istri ku.
Ta lama dari itu aku pun memberi saran kepada istri ku untuk memodifikasi motor ku agar aku bisa bekerja kembali , karna aku bekerja sebagai kurir . Istri ku pun menyetujui saran ku namun aku tetap harus hati hati karna aku berjalan menggunakan tongkat . Beberapa hari kemudian motor ku pun telah usai di modifikasi dan aku pun dapat bekerja seperti dulu lagi . Aku pun mulai bekerja dan mulai membiasakan diri dengan keadaan ku yang masih seperti ini , ohh ya anak ku yang pertama juga membantu ekonomi keluarga ku dengan menjadi reseller baju dan sepatu . Istri ku pun usaha menjual seblak .

Memang ta mudah menjalani kebiasaan seperti ini namun aku tetap bersyukur karena Allah masih menyelamatkan nyawa ku dan menolongku saat aku membutuhkannya , dan akupun telah terbiasa dengan keadaan ku saat ini dan aku telah beradaptasi dengan diriku sendiri yang sekarang masih tak bisa berjalan dengan normal . Aku senang karena teman teman kerja ku memiliki rasa empati yang sangat tinggi , dan atasan ku sering membantu ku . Karena semangat kerja ku yang begitu membara aku pun di beri apresiasi oleh atasan ku dan selalu mendapatkan bonus saat menerima gaji. Setelah merasa cukup uang ku aku pun berbincang dengan anak ku dan memberikan uang kepada anakku untuk perpisahan 

Ayah : ka ..ayah sudah memiliki uang yang cukup untuk membayar perpisahan

Anak : wahh tapi yah kan lebih baik uang nya dipakai untuk berobat ayah

Ayah : tak apa na karena berobat ayah di tanggung perusahaan na

Sambil aku memberikan uang nya terlihat anakku menangis melihat ku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun