Kaget! Saat baca status Karni Ilyas, perang status dengan seorang profesor lulusan Australian National University), Canberra, Australia.Burhanuddin Muhtadi. Hingga membuat seorang wartawan senior ini naik pitam, dengan nada ‘menekan’ ia bersedia membubarkan program televisi asuhannya, Indonesia Lawyer Club di TV One. Apa gerangan yang membuat Karni Ilyas sebegitu marahnya ya?!
[caption id="" align="alignnone" width="451" caption="ceritamu.com"][/caption]
Setelah nge-browsing mencari tahu, apa yang menyebabkan Karni Ilyas ingin membubarkan ILC dan siapa sebenarnya Burhanuddin Muhtadi?! Danapa yang ia ucapkan hingga membuat jebolan fakultas hukum Universitas Indonesia ini berniat ingin membubarkan program unggulan Tv One tersebut?!
Ini bermula dari tayangan ILC edisi ‘Syi’ah diusir, Negara Kemana?!’ Berbagai protes dituai dari episode tersebut, ada yang berpikir picik ada pula yang memang toleransi dengan perbedaan pemikiran dalam iklim beragama dan bermazhab. Mungkin sebagian mereka yang ‘menyesatkan’ Syi’ah memang tidak memahami dan mempelajari mazhab Ahlul Bayt tersebut, atau juga penyebab tidak ada toleransi dalam beragama di negeri ini dikarenakan ‘doktrin yang akut’ dari para ‘pemeluk mazhab ‘fanatikisme’ yang kurang bisa menerima perbedaan, ditambah lagi para alim-ulama-nya yang ‘doyan’ menyuapi pemahaman tentang ‘HARAM Dan Penyesatan’ tanpa memberi ruang bagi ‘si jama’ah ‘transit’ bin ‘kobongan’ ditambah ‘Budaya Males Baca’ hingga akhirnya mudah diadu domba dan cepat naik pitam.
Tanpa membeberkan bukti yang kuat ‘Dimana kesasatan Syi’ah’ jika kita mau baca Fiqh dasar Mazhab Ahlul Bayt tersebut, yang menjadi pembeda antara dengan yang sudah ada itu hanya sepele, antara bersedekap dan tidak bersedekap, yang intinya sedikit berbeda dengan ‘sunah’ pada umumnya. Syahadat meraka pun sama, Nabi mereka pun sama dan yang sering banget diangkat ke permukaan adalah Syi’ah Rafidhah yang menjelek-jelekan para sahabat, dan itu hanya sempalan kecil Syi’ah, tidak sama dengan Syi’i pada mendominasi, lalu kenapa itu dijadikan masalah?!!
Mungkin seperti itu juga tanggapan seorang profesor Burhanuddin Muhtadi masih sebelah mata memandang perbedaan Mazhab. Tetapi kita ambil garis tengah dengen meminjam ucapan ‘Buya Ma’arif dalam acara tersebut, “ Jangan menjadikan politik dan sejarah itu ‘berhala.” Hingga menutup mata hati kita untuk mencari kebenaran untuk bisa lebih toleransi dengan yang namanya perbedaan. Pergilah ke Lampung dari penjuru mana pun juga jika melewati pulau Jawa dan berkendaraan pribadi, toh pada akhirnya kita sama-sama menyebrang di Merak dan Sampai di Bakaheuni juga. Silahkan kita mencari kebenaran ‘seorang muslim’ jika akhirnya bertemu di dalam satu syahadat.
Ini Ucapan Burhanuddin Muhtadi Yang Buat Karni Ilyas Marah
Baca Juga Opini Saya di www.ceritamu.com
Pocong Keluar Dari Kuburan, Bikin Heboh Warga Pontianak
Duuuh! Harmonisnya Hubungan Dua Sahabat Ini, Jokowi Dan Ahok
Sombongnya Maradona!Pake Acara 'Ngambek' Semua Acara Batal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H