Mohon tunggu...
Muhammad Haris Nurdiansyah
Muhammad Haris Nurdiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Muhammad Haris

Eks Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Grisik, Akivis di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pegiat isu pendidikan, dan hobbi membaca dan menulis. Bekerja sebagai seorang Guru di Instansi MI 1 Muhammadiyah Ujungpangkah, Kab. Gresik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bukan Hanya Perlu Peta Pendidikan, Namun Sistematika Pendidikan yang Konkret

15 Mei 2024   18:19 Diperbarui: 15 Juli 2024   11:15 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini pendidikan kita hanya memegang 2,7% dari 612 T dari APBN yang dibuat, sisanya dilempar ke provinsi-provinsi yang ditargetkan. Maka dalam hal ini perlu adanya rekonstruksi dan revitalisasi pendidikan yang ada.

2. Manajemen sekolah yang baik.

Standarisasi di dalam meningkatkan pendidikan agar dapat menjadi lebih baik lagi adalah dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang baik dan menghasilkan peserta didik yang unggul dan berdaya saing. Di dalam peningkatan sumber daya manusia (pendidik dan tenaga kependidik) dapat dilakukan dengan pengikut sertaan di dalam seminar maupun pelatihan yang berdampak pada pendidik maupun tenaga kependidikan.

Tentunya dalam hal ini, kepala sekolah memiliki peranan sentral di dalam mengelola lembaga pendidikannya untuk dapat bersaing dengan lembaga lain.

3. Manifestasi budaya daerah.

Selama ini corak pendidikan kita, Indonesia masih meniru sistem maupun corak pendidikan dari bangsa lain. Padahal, pendidikan yang berada di Indonesia memiliki corak tersendiri, yakni dengan mengembalikan jati diri bangsa melalui pelestarian budaya dan cultur di daerah masing-masing sehingga perubahan pendidikan dilalui dengan proses pengejewentaan bangsa.

4. Inklusifitas pendidikan.

Inklusifitas pendidikan merupakan pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk memastikan semua individu, baik yang berkebutuhan khusus mendapatkan akses pendidikan yang layak tanpa adanya diskriminasi.

Melalui model rol ini, perwujudan pendidikan akan menjadi stabil sebab roll model ini menjadi sebuah solusi di dalam persaingan sistem zonasi sekolah yang kerat kaitannya pembatasan-pembatasan sekolah guna melahirkan individu-individu yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun