Mohon tunggu...
Moh Hanifuddin
Moh Hanifuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobiku membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

MTS Hasyim Asy'ari: Moderasi Beragama dan Stunting

26 April 2024   21:35 Diperbarui: 27 April 2024   07:31 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilansir dari kemenag.go.id/ Dalam empat tahun terakhir Kemeterian Agama aktif mempromosikan pengarusutamaan moderasi beragama. Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri.

Retaknya hubungan antar pemeluk agama di Indonesia saat ini, menurut Nafik Muthohirin (Sindo: 7 Mei 2018), dilatarbelakangi paling tidak oleh dua faktor dominan: pertama, populisme agama yang dihadirkan ke ruang publik yang dibumbui dengan nada kebencian terhadap pemeluk agama, ras, dan suku tertentu.

Beruntung, Indonesia selalu selamat dari ancaman perpecahan karena bisa ditekan dan dihindari sehingga tidak sampai berujung pada pertikaian fisik dan menjalar ke tingkat yang lebih luas. Terkait hal ini selain karena hadirnya negara, ancaman perpecahan dapat dihindari karena peran sejumlah kelompok civil society seperti ormas Islam NU dan Muhammadiyah sebagai ormas terbesar yang sedari awal berdiri sudah berwatak moderat.

Tepatnya pada hari Selasa, 26 Maret 2024 telah dilaksanakan acara pembukaan pondok romadhon oleh sekolah MTs Hasyim Asy'ari. Yang dihadiri oleh kepala sekolah, jajaran dewan guru, mahasiswa Asistensi Mengajar, dan seluruh peserta didik MTs Hasyim Asy'ari. Dimana pondok romahon di periode ini berlangsung selama 4 hari.

Pada hari pertama rangkaian acaranya adalah pembukaan pondok romadhon. Yang diisi dengan khotmil Qur'an dan penyuluhan moderasi beragama. Yang dibagi menjadi dua lokasi, di masjid lantai 2 untuk yang tidak berhalangan dan dikelas untuk yang ada halangan. Untuk lokasi yang di masjid yang menjadi pemateri adalah saudara Muhammad Hafidhil Ahkam. Sementara yang menjadi pemateri di lokasi kelas adalah saudari Suwarni Insani dan Natilatus Sofi.

Dengan harapan atas terselenggaranya dan tersampaikannya materi moderasi beragama, para audien mengetahui bahwa menghormati antar sesama insan yang mempunyai agama atau aliran yang berbeda beda itu sangat penting.

Menjadi moderat bukan berarti menjadi lemah dalam beragama. Menjadi moderat bukan berarti cenderung terbuka dan mengarah kepada kebebasan. Keliru jika ada anggapan bahwa seseorang yang bersikap moderat dalam beragama berarti tidak memiliki militansi, tidak serius, atau tidak sungguh-sungguh, dalam mengamalkan ajaran agamanya.

Menurut menteri agama Lukman Hakim Saifuddin (LHS), moderasi juga mengharuskan kita merangkul bukan memerangi kelompok ekstrem; mengayomi dan menemani. Maka prinsip dalam mengembangkan moderasi yang dipegang adalah dakwah kita, yakni menyampaikan dakwah dengan bil hikmah wal mauidhah hasanah, dengan cara-cara yang baik. Bahasa agama itu bahasa yang memanusiakan manusia dengan cara yang persuasif.

Memasuki pondok romahon MTs Hasyim Asy'ary pada hari kedua, tepatnya hari rabu, 27 maret 2024. Dimana para peserta didik masuk pada jam yang ditentukan oleh pihak sekolah. Pada hari ini, kegiatan pondok romadhonnya adalah melanjutkan khotmil qur'an dan disambung dengan doa khotmil serta penyampaian materi stunting. 

Yang dalam hal ini system dan tempatnya seperti penyampaian materi moderasi beragama yakni dibagi dua lokasi. Di lokasi masjid dan lokasi kelas untuk peserta didik yang ada halangan. Untuk dilokasi masjid yang bertugas sebagai pemateri adalah saudari Suwarni isnani. Sementara yang bertugas dikelas adalah saudari Mahsa Nabilah Adynastiti.

Masalah gizi pada balita masih menjadi masalah utama dalam tatanan kependudukan. Permasalahan gizi pada balita diantaranya stunting, wasting dan overweight (World Health Organization, 2020). Stunting masih menjadi masalah gizi utama di negara berkembang seperti Indonesia. Stunting atau kekurangan gizi kronis adalah masalah gizi akibat kekurangan asupan gizi dari makanan yang berlangsung cukup lama.

Stunting pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, panjang badan pada saat lahir, kecukupan makronutrien (protein, karbohidrat) dan mikronutrien yaitu (kalsium, vitamin A, zat besi dan zinc). Faktor utama penyebabnya ialah tingkat kecukupan protein (Siringoringo et al., 2020).

Dengan harapan atas terselenggaranya dan tersampaikannya materi stunting, para orangtua, dan yang akan menjadi orangtua bisa lebh menghati hati atas kesehatan dan gizi yang dipunyai oleh anak. Artinya, mereka harus mengecek secara continue gizi yang dipunyai oleh anak.

Pencegahan stunting yang efektif dapat dilakukan dengan cara pemberian edukasi gizi pada pihak yang berpengaruh (kader, ibu balita, ibu hamil dan calon ibu), pembentukan kelompok belajar untuk ibu balita, dan pemberian makanan tambahan untuk balita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun