Mohon tunggu...
Moh Hanifuddin
Moh Hanifuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobiku membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Perbedaan antara Bercanda Biasa dan Bullying di MTS Hasyim Asy'ari

25 April 2024   05:38 Diperbarui: 25 April 2024   14:53 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Interaksi antara siswa seringkali terjadi dengan berbagai jenis percakapan, tawa dan candaan. Namun, ketika siswa bercanda dengan riang terkadang mereka melampaui batas yang lebih gelap yaitu mengarah pada bullying. Dalam mengatasi masalah tersebut mahasiswa Asistensi Mengajar MTs KH Hasyim Asy'ari menyusun program kerja terkait "Seminar Bukan Hanya 'Bercandaan Biasa': Memahami Jenis-Jenis Bullying di Sekolah dan Cara Mencegahnya".

Memahami perbedaan antara bercanda biasa dan bullying di sekolah adalah langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua siswa. Bercanda sering dilakukan oleh anak anak dan remaja dalam berinteraksi sosial, tetapi ketika bercanda berubah menjadi intimidasi atau pelecehan yang berulang, ini menjadi masalah serius yang harus ditangani dengan cepat dan tepat. Selama pembelajaran berlangsung, mahasiswa sering menjumpai siswa yang bercanda melewati batas sehingga mengarah pada intimidasi terhadap teman sebayanya.

Pertama-tama, sangat penting untuk memahami bahwa bercanda biasa cenderung bersifat saling menghormati dan tidak menyakiti perasaan orang lain. Bercanda biasa seringkali dilakukan dengan niat baik dan diterima dengan positif oleh semua pihak yang terlibat. Misalnya, siswa-siswi mungkin saling menggoda tentang minat atau kebiasaan mereka tanpa menyakiti perasaan satu sama lain. Ini adalah cara untuk membangun ikatan sosial dan keakraban di antara mereka.

Di sisi lain, bullying melibatkan perilaku yang bersifat merendahkan antara satu dengan yang lain atau menyakiti secara emosional, fisik, atau verbal terhadap seseorang secara konsisten dan berulang. Bullying tidak dilakukan dengan niat baik, melainkan dengan maksud untuk mendominasi, mengintimidasi, atau merendahkan korban. Ini bisa berupa ejekan terus-menerus, penolakan untuk berinteraksi dengan seseorang, atau bahkan kekerasan fisik. Siswa disekolah juga sering memanggil temannya dengan sebutan nama orang tua. Perilaku ini kurang sopan karena mereka seharusnya memanggil nama orang tuanya menggunakan sebutan "Pak" atau "Ibu". Selain itu, sikap hormat dan sopan santun tetap harus dijunjung tinggi, terlepas dari panggilan yang digunakan.

Sangat penting memahami perbedaan antara keduanya. Sementara bercanda biasa mungkin terjadi dalam konteks interaksi sosial yang sehat dan penuh kasih sayang, bullying menciptakan lingkungan yang beracun dan merugikan bagi semua yang terlibat. Bercanda biasa menjadi jalan menuju persahabatan yang kokoh, sementara bullying hanya menghasilkan luka dan rasa takut.

Dengan memahami kedua fenomena ini di sekolah, kita bisa mulai mengidentifikasi pola-pola perilaku yang menandakan perbedaan antara keduanya. Tugas kita sebagai pendidik, orang tua, dan anggota komunitas sekolah adalah menciptakan kesadaran akan perbedaan ini, sehingga kita bisa bertindak lebih cepat dan lebih tepat ketika ada tanda-tanda perilaku yang merugikan muncul di antara siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun