Dalam buku Pasang Surut Wilayah Indonesia, Ehwan Kurniawan menuliskan, Presiden Sukarno memerintahkan gencatan senjata di Jawa sejak 11 Agustus 1949. Sedangkan untuk Sumatera perintah tersebut dimulai pada 15 Agustus 1949. Perintah ini merupakan bagian dari persiapan sebelum digelarnya KMB.
Indonesia membentuk delegasi pada tanggal 11 Agustus 1949 yang akan ikut serta dalam perundingan KMB di Den Haag, Belanda. Selain Mohammad Hatta sebagai ketua delegasi, beberapa tokoh juga dilibatkan.
Mereka adalah Mohammad Roem, Mr. Supomo, Dr. J. Leimena, Mr. Ali Sastroamidjojo, Ir. Djuanda, Sukiman, Mr. Sujono Hadinoto, Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo, Kolonel T.B. Simatupang, dan Mr. Muwardi.
Sementara delegasi dari BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg) yaitu negara federal bentukan Belanda di Indonesia adalah Sultan Hamid II. Delegasi Belanda dalam peristiwa KMB yakni Johannes Henricus van Maarseveen, Willem Dress, dan J. A. Sassen.
Hasil Konferensi Meja Bundar :
1. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
2. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.Â
3. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.
Indonesia secara sah diakui secara de yure oleh Belanda melalui KMB pada tanggal 27 Desember 1949. Penandatanganan naskah penyerahan berlangsung di dua kota yaitu Amsterdam dan Jakarta.
https://fahum.umsu.ac.id/isi-konferensi-meja-bundar-di-den-haag-belanda/
https://sma13smg.sch.id/materi/sejarah-konferensi-meja-bundar/