What ?
Apa itu Aplikasi Python Programming ?
Python adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang bersifat umum, dikembangkan oleh Guido van Rossum dan dirilis pada tahun 1991. Python dikenal karena sintaksisnya yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga banyak digunakan oleh pemula maupun profesional.
Python adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang digunakan untuk membuat berbagai program, seperti situs web, aplikasi, perangkat lunak, dan game. bahasa pemrograman adalah fondasi dari pengembangan perangkat lunak modern, memungkinkan inovasi dan efisiensi dalam berbagai bidang teknologi. Tanpa bahasa pemrograman, kemajuan dalam teknologi komputer dan banyak aspek kehidupan modern kita tidak akan mungkin terjadi.
Python dikenal karena kemudahannya dan sering digunakan untuk analisis data, kecerdasan buatan, dan pengembangan web. Java, dengan sifatnya yang berorientasi objek dan platform-independen, banyak digunakan dalam pengembangan aplikasi enterprise dan aplikasi Android. JavaScript adalah bahasa utama untuk pengembangan web front-end, sementara C++ digunakan dalam pengembangan perangkat lunak sistem dan game karena performanya yang tinggi.
Bahasa pemrograman juga memainkan peran penting dalam pengembangan sistem, seperti sistem operasi dan driver perangkat keras, serta dalam otomatisasi tugas-tugas berulang yang dapat dilakukan dengan cepat dan akurat oleh komputer. Misalnya, dalam dunia bisnis, bahasa pemrograman digunakan untuk mengotomatisasi proses akuntansi, manajemen inventaris, dan analisis data besar.
Tipe Data Python ada 7 yaitu sebagai berikut :
1. Boolean : Tipe data ini hanya memiliki dua nilai yaitu True dan False. Biasanya digunakan untuk kondisi pengujian dalam percabangan dan pengulangan. Contoh : is_active = True
2. String : Tipe data yang digunakan untuk menyimpan kumpulan karakter. String dikelilingi oleh tanda kutip tunggal (') atau ganda ("). Contoh : name = "John Doe"
3. Integer : Tipe data ini digunakan untuk menyimpan bilangan bulat, tanpa bagian desimal. Contoh : age = 30
4. Float : Tipe data yang menyimpan bilangan riil (angka desimal). Float dapat digunakan untuk operasi matematika yang melibatkan pecahan. Contoh : height = 5.9
5. List : Tipe data yang dapat menyimpan beberapa item dalam satu variabel. List bersifat dinamis, artinya ukuran list dapat berubah setelah didefinisikan. Contoh : fruits = ['apple', 'banana', 'cherry']
6. Tuple : Mirip dengan list, tetapi tuple bersifat immutable (tidak dapat diubah setelah diciptakan). Tuple ditandai dengan penggunaan tanda kurung. Contoh : coordinates = (10.0, 20.0)
7. Dictionery : Tipe data yang menyimpan data dalam bentuk pasangan kunci-nilai. Dictionary digunakan untuk menyimpan nilai yang berhubungan dan dapat mengaksesnya dengan kunci. Contoh : car = {'brand': 'Toyota', 'model': 'Corolla', 'year': 2020}Â
Pengulangan dan Pemrograman Python ada 2 yaitu sebagai berikut :
1. While Loop = Digunakan untuk mengulang suatu blok kode selama kondisi tertentu adalah True. Biasa digunakan ketika jumlah iterasi belum diketahui sebelumnya. Contoh : count = 0 while count < 5: Â Â print(count) Â Â count += 1
2. For Loop : Digunakan untuk iterasi melalui elemen dalam sebuah koleksi seperti list, tuple, atau string. Sering digunakan ketika jumlah iterasi diketahui. Contoh : for fruit in fruits: Â Â print(fruit)Â
Looping dalam PythonÂ
Adalah proses mengulangi suatu blok kode atau pernyataan tertentu hingga kondisi tertentu terpenuhi. Looping memungkinkan pengeksekusian instruksi yang sama berkali-kali dan sangat berguna dalam mengelola data yang besar atau ketika proses membutuhkan pengulangan.
Ekstensi File dalam Python
 Ekstensi file dalam Python merujuk pada jenis file yang dibuat oleh skrip Python. Berikut adalah beberapa ekstensi file yang umum digunakan dalam konteks pemrograman Python:
- .py: File skrip Python biasa. Ini adalah tipe file utama yang digunakan untuk menyimpan kode Python.
- .pyc: File bytecode terkompilasi. Ini dihasilkan secara otomatis ketika file .py dijalankan untuk meningkatkan kecepatan eksekusi dengan menyimpan versi terkompilasi dari program Python.
- .pyo: File bytecode yang dioptimalkan, biasanya dihasilkan ketika Python dijalankan dalam mode optimasi.
- .ipynb: File notebook Jupyter, digunakan untuk menggabungkan kode Python, visualisasi, dan penjelasan dalam satu dokumen interaktif.
- .whl: File roda (wheel) Python, digunakan untuk distribusi paket Python yang lebih cepat.
Apa itu Audit Pajak Sektor Usaha Jasa Konstruksi ?
Audit pajak sektor usaha jasa konstruksi adalah proses pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan oleh otoritas pajak terhadap penghasilan, kewajiban pajak, dan kepatuhan perpajakan perusahaan konstruksi.
Audit pajak di sektor usaha jasa konstruksi sangat penting untuk menjamin kepatuhan wajib pajak terhadap peraturan perpajakan yang berlaku. Dalam konteks ini, audit pajak bertujuan untuk menentukan apakah pemasukan dan pengeluaran yang dilaporkan oleh perusahaan jasa konstruksi sudah sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku.Â
Apa itu Aplikasi Python Programming pada Audit Pajak Sektor Usaha Jasa Konstruksi ?
Aplikasi Python Programming dalam konteks audit pajak sektor usaha jasa konstruksi mencakup penggunaan bahasa pemrograman Python untuk membantu memproses, menganalisis, dan mengelola data terkait audit pajak. Adopsi teknologi dan pemrograman dalam bidang perpajakan semakin meningkat, termasuk dalam sektor konstruksi yang sering menghadapi tantangan kompleksitas data dan kepatuhan yang wajib diperhatikan.
Aplikasi Python Programming dalam konteks audit pajak sektor usaha jasa konstruksi merujuk pada penggunaan bahasa pemrograman Python untuk membantu dalam proses audit pajak untuk perusahaan atau kontraktor yang beroperasi di bidang jasa konstruksi. Audit pajak tersebut bertujuan untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi perpajakan yang berlaku, serta mengevaluasi keakuratan laporan pajak yang disampaikan.
Why ?
Kenapa Aplikasi Python Programming digunakan ?
Dengan semua kelebihan yang ditawarkan, tak heran jika Python menjadi pilihan utama di banyak bidang, mulai dari pengembangan web hingga analisis data dan pengembangan kecerdasan buatan. Dengan alasan sebagai berikut :Â
1. Kemudahan Pembelajaran
Python dirancang dengan sintaksis yang sederhana dan mudah dibaca, membuatnya sangat cocok untuk pemula. Struktur yang jelas dan langsung memungkinkan pengguna baru untuk belajar dan memahami konsep pemrograman dengan cepat.
2. Beragam Aplikasi
Python dapat digunakan untuk berbagai jenis aplikasi, termasuk:
- Pengembangan Web: Dengan framework seperti Django dan Flask.
- Data Science dan Analisis Data: Dengan pustaka seperti Pandas, NumPy, dan Matplotlib.
- Machine Learning dan Kecerdasan Buatan: Menggunakan pustaka seperti TensorFlow dan Scikit-learn.
- Otomasi dan Scripting: Untuk otomatisasi tugas dan pengolahan data.
- Game Development: Menggunakan pustaka seperti Pygame.
- Desktop dan Aplikasi GUI: Dengan pustaka seperti Tkinter dan PyQt.
3. Komunitas yang Besar dan Aktif
Python memiliki komunitas pengguna yang sangat besar. Ini berarti bahwa ada banyak sumber daya, tutorial, dokumentasi, dan forum yang tersedia untuk membantu para pengembang. Pengguna dapat dengan mudah menemukan solusi untuk masalah yang mereka hadapi atau berbagi pengalaman dengan programmer lain.
4. Dukungan Pustaka dan Framework yang Kuat
Python memiliki ekosistem pustaka dan framework yang luas, yang memungkinkan pengembang untuk mempercepat pengembangan aplikasi. Misalnya:
- Django dan Flask untuk pengembangan web.
- Pandas dan NumPy untuk analisis data.
- TensorFlow dan Keras untuk machine learning.
5. Portabilitas
Python adalah bahasa pemrograman yang portabel dan dapat dijalankan di berbagai platform seperti Windows, macOS, dan Linux tanpa perlu membuat perubahan besar pada kode. Hal ini memudahkan pengembang untuk mendistribusikan aplikasi mereka.
6. Integrasi Mudah dengan Bahasa Lain
Python dapat diintegrasikan dengan bahasa pemrograman lain seperti C, C++, dan Java, yang memungkinkan pengembang untuk memanfaatkan kecepatan dari bahasa tersebut sambil tetap menggunakan kemudahan dan fleksibilitas Python.
7. Produktivitas Tinggi
Karena sintaksis yang sederhana dan pustaka yang kaya, pengembang dapat bekerja lebih cepat dan lebih efisien. Beberapa tugas yang memerlukan banyak kode di bahasa lain bisa diselesaikan dengan jauh lebih sedikit kode di Python.
8. Fleksibilitas dalam Pemrograman
Python mendukung berbagai paradigma pemrograman, termasuk pemrograman fungsional, berorientasi objek, dan imperatif. Ini memberi fleksibilitas kepada pengembang untuk memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan proyek mereka.
9. Tools untuk Data Visualization
Python memiliki pustaka yang sangat baik untuk visualisasi data, seperti Matplotlib, Seaborn, dan Plotly, menjadikannya pilihan populer di bidang analisis data dan machine learning.
10. Dukungan untuk Big Data dan Analytics
Python digunakan secara luas di industri data, termasuk analisis data besar dan machine learning, berkat pustaka seperti PySpark dan Dask yang memungkinkan pemrosesan dan analisis data besar secara efisien.
Kenapa digunakan Aplikasi Python Programming pada Audit Pajak Sektor Usaha Jasa Konstruksi  ?
Penggunaan aplikasi Python programming pada audit pajak sektor usaha jasa konstruksi semakin meningkat, dan ada beberapa alasan yang mendasari hal ini. Berikut adalah beberapa keuntungan dan manfaat penggunaan Python dalam konteks tersebut:
1. Analisis Data yang Efisien
Audit pajak membutuhkan analisis data yang kompleks dan besar. Python, dengan pustaka seperti Pandas dan NumPy, memungkinkan auditor untuk mengelola, memanipulasi, dan menganalisis data keuangan dengan lebih efisien. Hal ini mempercepat proses audit dan meningkatkan akurasi analisis.
2. Pengolahan Data Otomatis
Auditor sering kali dihadapkan pada dokumen dan data yang besar. Dengan Python, auditor dapat mengembangkan skrip untuk mengotomatiskan pengolahan data, seperti pengambilan data dari berbagai sumber, pengelompokan, dan pengolahan informasi penting, sehingga menghindari kesalahan manual.
3. Visualisasi Data
Python menawarkan banyak pustaka untuk visualisasi data seperti Matplotlib, Seaborn, dan Plotly. Ini memungkinkan auditor untuk membuat laporan dan presentasi yang lebih informatif dengan grafik dan visualisasi yang jelas, sehingga membuat hasil analisis lebih mudah dipahami oleh pihak terkait.
4. Integrasi dengan Sistem dan Database
Python dapat digunakan untuk terhubung dan berinteraksi dengan berbagai sistem dan database, termasuk database SQL dan NoSQL. Hal ini memungkinkan auditor untuk mengakses dan menganalisis data yang disimpan di tempat berbeda dengan mudah.
5. Modeling dan Prediksi
Dalam audit pajak, terutama di sektor jasa konstruksi, analisis risiko sangat penting. Dengan menggunakan pustaka machine learning seperti Scikit-learn, auditor dapat mengembangkan model untuk memprediksi potensi pelanggaran pajak atau ketidakpatuhan, membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.
6. Pengolahan Teks dan Analisis Dokumentasi
Dalam sektor jasa konstruksi, auditor mungkin perlu menganalisis dokumen kontrak, laporan, dan komunikasi. Dengan pustaka seperti NLTK atau spaCy, Python memungkinkan pengolahan dan analisis teks untuk mengekstrak informasi kunci dan memahami konteks yang lebih dalam.
7. Kustomisasi dan Fleksibilitas
Python adalah bahasa pemrograman yang fleksibel, sehingga auditor dapat menyesuaikan alat dan skrip sesuai dengan kebutuhan spesifik audit. Misalnya, auditor dapat menulis kode untuk melakukan analisis tertentu yang mungkin tidak didukung oleh perangkat lunak standar.
8. Reproduktivitas dan Dokumentasi
Dengan menggunakan skrip Python, auditor dapat mendokumentasikan proses audit mereka secara lebih baik. Jika prosedur perlu direproduksi di masa depan, auditor cukup menjalankan skrip yang telah dibuat sebelumnya, sehingga menghemat waktu dan memastikan konsistensi.
9. Pengurangan Biaya
Dengan automasi dan analisis yang lebih cepat, penggunaan Python dapat mengurangi biaya terkait audit pajak. Proses yang lebih efisien mengurangi waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan audit.
10. Pengembangan Alat Audit Khusus
Python memungkinkan pengembangan alat audit khusus yang dapat memenuhi kebutuhan spesifik audit di sektor jasa konstruksi. Auditor dapat membuat aplikasi untuk menangani tugas tertentu, seperti pelacakan pengeluaran atau evaluasi kepatuhan pajak.
Dengan segala keuntungan ini, aplikasi Python programming menjadi alat yang sangat berharga dalam audit pajak sektor usaha jasa konstruksi. Penggunaan teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan akurasi, tetapi juga memperkuat proses audit secara keseluruhan, membantu memastikan kepatuhan dan mengurangi risiko.
How ?
Bagaimana Tarif PPh Final Pasal 4 Ayat (2) atas Jasa Konstruksi ?
Merujuk Tabel Perhitungan PPh Final Pasal 4 Ayat (2) atas Jasa Konstruksi pada PP 51 Tahun 2008 dan PP 9 Tahun 2022 diatas. Dapat disimpulkan untuk Tarif terbaru adalah sebagai berikut :
a. Jasa Perencanaan dan Pengawasan Konstruksi (Konsultasi)
Usaha jasa perencanaan konstruksi dikenakan tarif PPh final jasa konstruksi sebesar:
1. 3,5% jika penyedia jasa mempunyai Sertifikat Badan Usaha (SBU) / sertifikat kompetensi kerja untuk usaha orang perseorangan
2. 6% jika penydia jasa tidak mempunyai sertifikat kualifikasi usaha SBU atau sertifikat kompetensi kerja untuk orang perseorangan
Tarif tersebut dikalikan dengan nilai kontrak (tidak termasuk PPN).
b. Jasa Pelaksanaan Konstruksi
Sedangkan untuk jasa pelaksanaan konstruksi dikenakan tarif PPh jasa konstruksi konstruksi sebesar:
1. 1,75% jika penyedia jasa mempunyai sertifikasi kualifikasi usaha kecil (kelompok grade 1, grade 2, grade 3 dan grade 4) atau sertifikat kompetensi kerja usaha orang perorangan
2. 2,65% jika penyedia jasa mempunyai sertifikasi kualifikasi usaha menengah maupun besar (kelompok grade 5, grade 6 maupun grade 7)
3. 4% diperuntukkan jika penyedia jasa tidak mempunyai sertifikasi badan usaha atau sertifikat kompetensi kerja untuk usaha perorangan
Tarif tersebut dilakikan dengan nilai kontrak (tidak termasuk PPN).
c. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi
Tarif PPh final konstruksi untuk jasa konstruksi terintegrasi sebesar:
1. 2,65% jika penyedia jasa mempunyai sertifikat badan usaha
2. 4% jika penyedia jasa tidak mempunyai sertifikat badan usaha
Tarif tersebut dilakukan dengan nilai kontrak (tidak termasuk PPN).
Untuk diketahui, lembaga yang berwenang menerbitkan Sertifikat Badan Usaha atau SBU jasa konstruksi adalah Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). LPJK akan menerbitkan SBU bagi perusahaan jasa konstruksi dalam negeri (lokal) maupun jasa konstruksi perusahaan asing.
Bagaimana Contoh Penggunaan Aplikasi Python Programming pada Audit Pajak Sektor Usaha Jasa Konstruksi ?
PT Abimana Bhinneka Chandra menerima tagihan dari PT Gahara Bestari Rahayu atas pekerjaan pembangunan jalan tol sebesar Rp250.000.000 belum termasuk PPN dan dibayar pada 15 November 2024. Dan PT. Abimana Bhinneka Chandra memiliki Kredit Pajak atas PPh Pasal 4 Ayat 2 sebesar Rp 5.300.000. Atas pembayaran tagihan tersebut. Berapa perhitungan Kurang Bayar atas PPh Final 4 Ayat (2) atas Konstruksi tersebut dan berapakah nominal yang diterima oleh PT Gahara Bestari Rahayu ? Berikut untuk perhitungannya :
Nominal Tagihan Rp 250.000.000
PPN (11%) Rp 27.500.000 (+)
Total Tagihan (Invoicing) Rp 277.500.000
Tarif PPh 4 Ayat (2) atas Konstruksi = 2,65% (Tarif ini dikarenakan penyedia jasa mempunyai sertifikat badan usaha/SBU)
Maka untuk Perhitungan PPh 4 Ayat (2) = DPP Rp 250.000.000 x 2,65% = Rp6.625.000. Dikarenakan PT Abimana Bhinneka Chandra memiliki Kredit Pajak sebesar Rp 5.300.000.. Maka Kewajiban Pembayaran PPh 4 Ayat (2) yang dibayarkan oleh PT Abimana Bhinneka Chandra ke negara atas Pajak tersebut adalah Rp 1.325.000.
Dan untuk Jumlah yang dibayarkan oleh PT Abimana Bhinneka Chandra kepada PT Gahara Bestari Rahayu = Rp 277.500.000 - PPh Final 4 Ayat (2) Rp 6.625.000 = Rp 270.875.000.
Dan PT Abimana Bhinneka Chandra wajib memberikan Bukti Potong atas PPh Final 4 Ayat (2) atas Masa Pajak November 2024 kepada PT. Gahara Bestari Rahayu atas PPh yang dipotong Rp 6.625.000 (Yang dibayarkan paling lambat tanggal 15 Desember 2024, dan untuk Pelaporan Bukti Potong tersebut pada tanggal 20 Desember 2024).
Kesimpulan
Dengan Penggunaan aplikasi Python Programming dalam audit pajak sektor usaha jasa konstruksi memberikan efisiensi dan akurasi yang signifikan dalam pengolahan data serta analisis informasi keuangan. Dengan kemampuan Python untuk mengotomatiskan proses pengumpulan dan pengolahan data, auditor dapat lebih cepat dan tepat dalam mendeteksi ketidakpatuhan pajak serta menganalisis pola-pola yang mungkin menunjukkan risiko fraud. Selain itu, pustaka analisis data dan visualisasi yang kaya dalam Python memungkinkan auditor untuk menyajikan informasi dengan cara yang lebih jelas dan mudah dipahami, mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Dengan demikian, integrasi Python dalam audit pajak sektor ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membantu memastikan kepatuhan dan transparansi dalam praktik perpajakan. Â Dalam hal ini pada perusahaan jasa konstruksi yang terbantu dengan adanya Aplikasi Python Programming ini.
Daftar Pustaka
- https://www.python.org/ Â (diakses pada 1 Desember 2024)
- Johnson, K. (2020). Auditing with Analytics: Enhancing the Efficiencies in Financial Audits through Python. Wiley.
- Modul K12. Audit Dengan bantuan Python oleh Bapak Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.
- Modul Konstruksi. PPh Pasal 4 ayat (2) oleh Bapak Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.
- Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 70/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pemungutan PPh Pasal 4 Ayat (2).
- Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Konstruksi.
- Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2022 (Perubahan atas PP 51 Tahun 2008) tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Konstruksi.
- Rivas, M. (2020). Python for Data Analysis: A Comprehensive Guide for Efficient Tax Audits. O'Reilly Media.
- Schwartz, R., & Gaks, D. (2021). "The Role of Data Analytics in the Audit Process of Construction Projects". Journal of Construction Accounting and Taxation, 13(3), 45-58.
- Suharjito, A. (2022). "Utilizing Python for Automating Financial Audits". International Journal of Business and Applied Social Science, 8(4), 23-30.
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
- Zadeh, L. A. (2019). Data Science for Auditors: Understanding the Use of Programming Languages. Taylor & Francis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H