Mohon tunggu...
Muhammad Hanif Aufa Taher
Muhammad Hanif Aufa Taher Mohon Tunggu... Mahasiswa - Finance Officer - Mahasiswa Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110033 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB2_Pemeriksaan Pajak_Diskursus Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan

30 November 2024   15:56 Diperbarui: 30 November 2024   16:04 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul TB2_Diskursus Dialektika Model Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan_Bapak Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV.(1)

Kenapa Tesis, Antitesis dan Sintesis dalam Model Dialektika Hegelian Penting ?

Model dialektika Hegelian, yang terdiri dari tesis, antitesis, dan sintesis, adalah pendekatan filosofis yang penting dalam memahami evolusi ide dan konflik di dalam masyarakat, termasuk dalam konteks auditing perpajakan.

1. Memahami Kompleksitas Realitas

  • Tesis: Merupakan proposisi atau ide awal yang biasanya mencerminkan pandangan mayoritas atau status quo.
  • Antitesis: Menyajikan pandangan atau argumen yang bertentangan dengan tesis, menyoroti konflik atau masalah dalam pandangan yang ada.
  • Sintesis: Menggabungkan elemen-elemen dari tesis dan antitesis untuk menghasilkan pemahaman yang lebih holistik. Sintesis menciptakan cara baru dalam melihat masalah yang mencakup keduanya, menggantikan konflik dengan solusi.

Dalam konteks audit perpajakan, misalnya, tesis dapat berupa peraturan perpajakan yang ada, sedangkan antitesis adalah tantangan atau keluhan dari wajib pajak tentang ketidakadilan atau kesulitan penerapannya. Sintesis akan membawa kepada reformasi perpajakan yang lebih baik yang mengakomodasi kebutuhan kedua belah pihak.

2. Mendorong Perubahan dan Inovasi

  • Model dialektika ini menciptakan ruang untuk berpikir kritis dan reflektif. Ketika tesis dan antitesis bertemu, keduanya tidak hanya saling menyoroti kelemahan masing-masing, tetapi juga saling memicu ide-ide baru dan inovatif.
  • Dalam audit perpajakan, pertukaran pandangan dapat memicu pengembangan kebijakan baru yang lebih responsif menghadapi realitas ekonomi dan sosial yang selalu berubah.

3. Menangani Pertentangan dan Konflik

  • Kehidupan sosial penuh dengan pertentangan, dan pendekatan Hegelian memberikan kerangka untuk menyelesaikan konflik yang terlihat dengan cara yang konstruktif.
  • Pada saat konflik muncul antara otoritas pajak dan wajib pajak, pendekatan dialektika membantu untuk menemukan solusi yang dapat diterima bagi kedua belah pihak, daripada hanya mendukung satu pihak atas yang lain.

4. Mengembangkan Pemahaman yang Lebih Dalam

  • Sintesis tidak hanya berfungsi sebagai jembatan antara tesis dan antitesis, tetapi juga memperdalam pemahaman kita tentang fenomena yang dihadapi.
  • Dengan mengaitkan dua pandangan yang bertentangan, kita dapat mencapai wawasan baru yang lebih baik dan lebih komprehensif, yang sangat diperlukan dalam melakukan audit perpajakan yang efektif.

5. Evolusi Pemikiran dan Praktik

  • Model dialektika Hegelian juga menggambarkan proses evolusi, di mana ide dan praktik terus berkembang seiring waktu. Ini penting untuk pengembangan kebijakan perpajakan dan prosedur audit yang responsif terhadap perkembangan masyarakat dan teknologi.
  • Dengan menggunakan proses ini, sistem perpajakan bisa lebih adaptif dan relevan, mengingat dunia bisnis dan dinamika sosial yang terus berubah.

Tesis, antitesis, dan sintesis dalam model dialektika Hegelian memainkan peran penting dalam memahami dan menangani kompleksitas serta dinamika dalam berbagai bidang, termasuk auditing perpajakan. Melalui pemahaman yang mendalam dan kolaborasi antara berbagai pihak, kita dapat mendorong perubahan positif dan menciptakan solusi yang lebih baik untuk tantangan yang dihadapi dalam kebijakan perpajakan. Pendekatan ini tidak hanya menghasilkan hasil praktis tetapi juga merangsang pemikiran yang lebih kritis dan inovatif.

Kenapa Hanacaraka, Data Sawala, Padha Jayanya, dan Maga Bathanga dalam Model Dialektika Hanacaraka Penting ?

1. Hanacaraka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun