Namun, ada tantangan yang perlu dihadapi, seperti kualitas interaksi yang sulit tergantikan oleh mesin, etika dan keberagaman dalam pendidikan, serta potensi ketergantungan pada teknologi. Dalam menghadapi perkembangan teknologi ini, peran guru tetap sangat penting. Guru harus mampu mengintegrasikan teknologi, termasuk AI, dalam proses pembelajaran dengan cara yang mendukung tujuan pendidikan. Pendidikan karakter tetap menjadi tanggung jawab guru, yang harus menanamkan nilai-nilai moral dan etika dalam diri siswa.
Kesimpulan
Maka, menurut saya, guru memiliki peran strategis dalam membangun generasi Indonesia Emas. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai moral, spiritual, dan ilmu pengetahuan modern seperti yang digagas oleh Muhammad Abduh dan Fazlur Rahman, guru dapat menjadi agen perubahan yang melahirkan generasi berkarakter, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global. Untuk mendukung peran ini, diperlukan sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat.
saran saya, dalam merealisasikan cita cita untuk membentuk generasi emas perlu adanya peningkatkan kesejahteraan guru, menyusun kurikulum yang lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan dunia kerja, serta memberikan pelatihan literasi digital secara masif kepada para guru. Dengan langkah-langkah ini, cita-cita Indonesia Emas 2045 bukanlah mimpi yang mustahil, melainkan sebuah visi yang dapat dicapai melalui kerja keras dan dedikasi seluruh elemen bangsa, terutama para guru sebagai pilar utama pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H