3. Asesmen
Di implementasi kurikulum merdeka, asesmen diagnosistik menjadi langkah yang dikerjakan di awal oleh guru sebelum pelaksanaan pembelajaran. Asesmen ini dibagi dalam dua macam, ada asesmen kognitif. Asesmen ini berfungsi untuk memetakan kemampuan siswa, bagaimana kesiapan siswa mengikuti materi akan guru berikan.Â
Banyak ragam tipe siswa pada saat guru melakukan diagnotik kognitif ini, misalnya ada siswa yang belum siap menerima materi, ada yang sudah siap, dan ada siswa yang sudah sangat siap menerima materi dari guru.Â
Nah, setelah terpetakan, guru dengan mudah menyusun rencana pembelajaran (RPP) atau modul ajarnya. Guru telah mendapatkan peta kognisi gaya belajar siswa, tipe dan gaya belajar, misalnya mana siswa dengan gaya belajar visual, audio, kinestetik, atau gabungan diantara gaya belajar visual, audio dan kinestetik.
Asesmen non kognitif, guru bisa mendapatkannya dari wali kelas dan guru bimbingan konseling. Setelah guru telah mendapatkan dua data tersebut, guru dapat memetakan siswa, langkah dan menu apa yang mau kita berikan, agar siswa dapat melek pengetahuan, keterampilan dan karakter sikapnya, potensi,dan minat atau bakatnya.Â
Kemudian bagaimana guru bisa memposisikan dan mengkondisikan pembelajaran agar kondusif. Siswa bisa belajar nyaman, aman, dan menyenangkan.
Demikian sekelumit bagaimana guru mensikapi awal tahun pembelajaran. Keberhasilan guru dalam mendidik siswa tergantung bagaimana guru mempersiapkan jalannya pembelajaran dengan baik. Menciptakan kelas belajar yang efektif, guru hendaknya pintar memilih metode, media, dan pendekatan pembelajaran.
Suasana masih libur ya...., selamat rehat, selamat bercengkerama dengan keluarga, Barokallahu Fiikum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H