TUGAS BPDPKS ADALAH MEMANFAATKAN BIOMASSA UNTUK MENDUKUNG TRANSISI ENERGI BERSIH MENUJU INDONESIA EMAS 2045 DAN BEBAS BERSIH 2060
Â
Indonesia mempunyai visi besar Indonesia Emas dan gagasan bahwa negara ini akan maju seiring dengan Indonesia Emas 2045 yang akan datang. Salah satu kunci untuk mencapai visi ini adalah beralih ke energi ramah lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Sejalan dengan itu, pemerintah juga menargetkan untuk mencapai zero net worth (NZE) pada tahun 2060 atau lebih awal. Sumber energi terbarukan (EBT) penting untuk mendukung tujuan ini, dan salah satu sumber EBT yang tumbuh paling cepat adalah biomassa dari kelapa sawit. BPDPKS dan Pengembangan Biodiesel BPDPKS berperan penting dalam mendukung pengembangan biodiesel sebagai bagian transisi energi bersih Indonesia. Melalui berbagai program finansial dan finansial, BPDPKS mendukung peningkatan produksi biodiesel kelapa sawit. Menurut Eddy Abdurrachman, Ketua Umum BPDPKS, sejak tahun 2015, BPDPKS telah membiayai produksi biomassa sebanyak 48,19 juta liter yang berkontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 64,16 juta ton CO2. Upaya ini tidak hanya mendukung target NZE 2060, namun juga berkontribusi terhadap ketahanan energi negara.
Biomassa berbasis minyak sawit memiliki keunggulan strategis dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Eddy Abdurrachman mengatakan pemanfaatan minyak sawit hanya untuk makanan adalah sebuah batasan. Dengan memanfaatkannya untuk biomassa, Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah komoditas ini, menciptakan pasar yang stabil, dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Peningkatan produksi biodiesel akan memberikan peluang bagi industri kelapa sawit Indonesia untuk bersaing di pasar energi terbarukan global. Selain itu, pemanfaatan biomassa dalam negeri akan mengurangi impor bahan bakar fosil dan memperkuat kemandirian Indonesia.
Sektor ketenagalistrikan akan menyumbang 50,6 persen total emisi gas rumah kaca Indonesia pada tahun 2022. penggunaan energi bersih seperti biodiesel merupakan sebuah langkah penting dalam mengurangi emisi karbon. Pemerintah mendorong percepatan penggunaan biodiesel di berbagai sektor, terutama kendaraan dan industri. Kok Supriyadi Ali Nandar dari BRIN menekankan pentingnya percepatan transisi energi untuk memenuhi target emisi tahun 2060 dan NZE.
Meskipun biodiesel penting dalam transisi menuju energi ramah lingkungan, tantangan seperti produksi minyak sawit berkelanjutan masih ada. Pihak berwenang dan perusahaan harus memastikan produksi minyak sawit tidak merusak lingkungan, khususnya hutan dan lahan basah. Dengan pengelolaan yang baik dan praktik pertanian berkelanjutan, kelapa sawit dapat menjadi sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. BPDPKS terus mendorong produktivitas dan keberlanjutan industri kelapa sawit agar biodiesel dapat menjadi solusi jangka panjang bagi Indonesia.
Biomassa sebagai energi rendah karbon merupakan pendekatan strategis menuju Golden Indonesia 2045 dan NZE 2060. Indonesia akan berkontribusi terhadap energi global melawan perubahan iklim dengan menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel. Penguatan perekonomian melalui energi terbarukan BPDPKS dan berbagai proyeknya terus berperan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Melalui kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat, Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk mencapai transisi energi bersih dan mencapai visinya menjadi negara yang mandiri, maju, dan berkelanjutan pada tahun 2045.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H