Mohon tunggu...
Muhammad Haikal Faturrahman
Muhammad Haikal Faturrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Umum HMI Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, Penggemar Buku, Penggila Sepak Bola

Menulis, Membaca, Berdiskusi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Potret Kekeliruan Organisasi: Senioritas, Patron-Klien, dan Birokrasi yang Berlarut-larut

12 Oktober 2024   21:13 Diperbarui: 12 Oktober 2024   23:41 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: eksepsionline.com

Sebenarnya, rapat yang efektif bisa dilakukan dengan singkat dan padat. Tetapi organisasi mahasiswa tampaknya lebih memilih jalan panjang yang penuh perdebatan. Rapat yang seharusnya bisa selesai dalam satu atau dua jam, sering kali molor hingga tiga atau empat jam tanpa keputusan yang jelas.

Ketidakmampuan mengarahkan rapat dengan efisien menunjukkan lemahnya manajemen organisasi. Bukannya fokus pada solusi, anggota rapat lebih sering terjebak dalam perdebatan yang tidak produktif. Pada akhirnya, keputusan-keputusan penting tertunda, dan masalah yang sebenarnya tidak terlalu besar menjadi rumit karena terlalu banyak dibahas tanpa tindakan nyata.

sumber gambar: indraprasetyo.com
sumber gambar: indraprasetyo.com
Kesimpulan

"Quo usque tandem abutere, patientia nostra?" (Sampai kapan kamu akan menyalahgunakan kesabaran kami?) - Cicero
Organisasi mahasiswa, yang seharusnya menjadi wadah pembelajaran demokrasi dan manajemen diri, sering kali terjebak dalam budaya yang kontraproduktif. Budaya senioritas,  budaya "ngaret", dan rapat berlarut-larut hanya menciptakan generasi yang terbiasa tunduk pada kekuasaan dan membuang-buang waktu tanpa hasil yang signifikan. Jika pola ini terus dipertahankan, organisasi mahasiswa tidak akan pernah mampu melahirkan pemimpin yang independen dan inovatif.

Sudah saatnya organisasi mahasiswa melakukan refleksi mendalam terhadap struktur dan budaya yang ada. Seharusnya, organisasi  menjadi tempat pembentukan pemimpin masa depan yang berpikir kritis, mampu menghargai waktu, dan menghargai demokrasi. Tanpa perubahan mendasar, organisasi mahasiswa hanya akan menjadi miniatur dari patologi kekuasaan yang lebih besar di luar sana.

Mengakhiri budaya senioritas yang menekan, memutus rantai patron-klien yang manipulatif, memperbaiki budaya tepat waktu, dan mengadakan rapat yang efektif adalah langkah kecil tapi penting untuk membangun organisasi yang lebih sehat. Sebagaimana adagium Cicero, kesabaran ada batasnya, dan batas ini seharusnya menjadi pemicu untuk perubahan yang lebih baik dalam organisasi mahasiswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun