Sebenarnya, rapat yang efektif bisa dilakukan dengan singkat dan padat. Tetapi organisasi mahasiswa tampaknya lebih memilih jalan panjang yang penuh perdebatan. Rapat yang seharusnya bisa selesai dalam satu atau dua jam, sering kali molor hingga tiga atau empat jam tanpa keputusan yang jelas.
Ketidakmampuan mengarahkan rapat dengan efisien menunjukkan lemahnya manajemen organisasi. Bukannya fokus pada solusi, anggota rapat lebih sering terjebak dalam perdebatan yang tidak produktif. Pada akhirnya, keputusan-keputusan penting tertunda, dan masalah yang sebenarnya tidak terlalu besar menjadi rumit karena terlalu banyak dibahas tanpa tindakan nyata.
Kesimpulan
"Quo usque tandem abutere, patientia nostra?" (Sampai kapan kamu akan menyalahgunakan kesabaran kami?) - Cicero
Organisasi mahasiswa, yang seharusnya menjadi wadah pembelajaran demokrasi dan manajemen diri, sering kali terjebak dalam budaya yang kontraproduktif. Budaya senioritas, Â budaya "ngaret", dan rapat berlarut-larut hanya menciptakan generasi yang terbiasa tunduk pada kekuasaan dan membuang-buang waktu tanpa hasil yang signifikan. Jika pola ini terus dipertahankan, organisasi mahasiswa tidak akan pernah mampu melahirkan pemimpin yang independen dan inovatif.
Sudah saatnya organisasi mahasiswa melakukan refleksi mendalam terhadap struktur dan budaya yang ada. Seharusnya, organisasi  menjadi tempat pembentukan pemimpin masa depan yang berpikir kritis, mampu menghargai waktu, dan menghargai demokrasi. Tanpa perubahan mendasar, organisasi mahasiswa hanya akan menjadi miniatur dari patologi kekuasaan yang lebih besar di luar sana.
Mengakhiri budaya senioritas yang menekan, memutus rantai patron-klien yang manipulatif, memperbaiki budaya tepat waktu, dan mengadakan rapat yang efektif adalah langkah kecil tapi penting untuk membangun organisasi yang lebih sehat. Sebagaimana adagium Cicero, kesabaran ada batasnya, dan batas ini seharusnya menjadi pemicu untuk perubahan yang lebih baik dalam organisasi mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H