Mohon tunggu...
Muhammad Hafizh
Muhammad Hafizh Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNEJ

Seorang penjelajah pulau kapuk

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kelestarian DAS Mayang Tantangan Bersama

7 Oktober 2024   13:57 Diperbarui: 7 Oktober 2024   14:00 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air sudah menjadi isu kritis sejak lama karena menyangkut hak semua makhluk hidup dan tidak ada pembatasan penggunaan yang tegas (commons resources) . Ketersediaan air di das mayang menjadi masalah serius, khususnya masalah sendimentasi dan luapan air. Manajemen yang  buruk dan eksploitasi sumber daya air akan menyebabkan "tragedy of the commons". Bencana ini dikenal sebagai kondisi ketika penggunaan air berlebihan dan tidak terkendali berdampak pada kelangkaan, degradasi lingkungan serta konflik antar pengguna air.
Pertanian skala besar sering kali memanfaatkan sumber daya air tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya, baik bagi masyarakat umum maupun bagi ekosistem. Situasi ini mengganggu keseimbangan antara pemanfaatan air untuk irigasi, kebutuhan masyarakat, serta kelestarian ekosistem.
Masalah sedimentasi dan luapan air di das mayang merupakan contoh masalah akibat dari penggunaan sumberdaya alam yang tidak berbasis kelestarian lingkungan. Tanpa adanya pengelolaan yang terencana, semua pihak cenderung memaksimalkan kepentingannya sendiri tanpa memikirkan keberlanjutan jangka panjang. Pada akhirnya hal tersebut akan merugikan seluruh pengguna, termasuk ekosistem alami.
Pengelola das mayang telah berusaha mengatasi masalah tragedy of the commons dengan menerapkan berbagai konsep keberlanjutan. Salah satu upaya penting adalah melalui rehabilitasi lahan yang bertujuan untuk mengurangi erosi dan sedimentasi yang meningkatkan masalah luapan air. Ini menunjukkan upaya menjaga keseimbangan antara pemanfaatan lahan dan pelestarian ekosistem.
Upaya mitigasi lainnya berupa pembangunan infrastruktur seperti bendungan dan irigasi efisien memungkinkan pengelolaan air yang lebih baik. Tujuannya untuk memastikan bahwa air tersedia secara merata bagi kebutuhan masyarakat tanpa mengorbankan keberlanjutan jangka panjang. Pengendalian penggunaan air tanah juga diterapkan agar tidak terjadi eksploitasi berlebihan.
Das mayang mencerminkan konservasi utilitarian. Hal ini terlihat dari fokus pengelolaan air yang bertujuan memenuhi kebutuhan pertanian dan masyarakat. Elemen preservasi biocentris juga mulai diperhatikan, contohnya seperti program rehabilitasi lahan dan penghijauan. Tujuannya untuk melindungi ekosistem alami dan menjaga keseimbangan air. Ini menunjukkan bahwa meskipun pengelolaan air di das mayang didominasi oleh prinsip konservasi utilitarian, pentingnya preservasi biocentris juga diakui untuk memastikan keberlanjutan sumber daya dan ekosistem di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun