Mohon tunggu...
Muhammad Hafidz
Muhammad Hafidz Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya adalah siswa smp negeri dki jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayangan di Balik Dinding

13 Agustus 2024   07:39 Diperbarui: 13 Agustus 2024   13:14 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Di rumah tua itu, di mana dindingnya dihiasi dengan retakan-retakan yang dalam dan cat yang mengelupas, tinggallah seorang wanita tua bernama Nenek Sarah. Dia hidup sendirian, ditemani oleh keheningan yang mencekam dan bayangan-bayangan yang menari di balik dinding. Setiap malam, saat bulan purnama menerangi jendela-jendela berdebu, bayangan-bayangan itu menjadi lebih jelas, lebih nyata. Mereka berbisik, berdesis, dan berputar-putar, seolah-olah ingin keluar dari dinding dan mencengkeramnya.

Nenek Sarah, yang dulunya seorang wanita yang kuat dan penuh semangat, kini menjadi lemah dan takut. Dia menghabiskan hari-harinya dengan bersembunyi di balik selimut tebal, mencoba mengabaikan suara-suara aneh dan bayangan-bayangan yang mengerikan. Dia berdoa agar pagi segera datang, agar sinar matahari dapat mengusir kegelapan dan bayangan-bayangan yang menghantuinya.suatu malam, saat badai melanda, angin berputar-putar di sekitar rumah, dan hujan mengguyur jendela-jendela dengan keras. Nenek Sarah terbangun dari tidurnya, jantungnya berdebar kencang. Dia mendengar suara-suara aneh di balik dinding, lebih keras dari biasanya. Bayangan-bayangan itu menari-nari dengan liar, seolah-olah ingin menerobos keluar.ektakutan menguasai Nenek Sarah. Dia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah dinding, tangannya gemetar. Dia menempelkan telinganya ke dinding, mencoba mendengarkan suara-suara itu lebih jelas. Tiba-tiba, dia merasakan sesuatu yang dingin menyentuh tangannya. Dia menjerit dan tersandung ke belakang, menjatuhkan dirinya ke lantai.asat dia mencoba bangkit, dia melihatnya. Sebuah bayangan besar, gelap, dan mengerikan muncul dari balik dinding. Bayangan itu memiliki mata yang menyala-nyala dan mulut yang terbuka lebar, menunjukkan gigi-gigi tajam yang mengancam. Nenek Sarah menjerit sekuat tenaga, tetapi bayangan itu sudah mendekat.edngan gerakan cepat, bayangan itu mencengkeram Nenek Sarah dan menyeretnya ke dalam dinding. Rumah itu hening kembali, hanya suara angin dan hujan yang masih terdengar. Bayangan-bayangan itu menghilang, seolah-olah tidak pernah ada.ekesokan harinya, tetangga Nenek Sarah datang untuk menjenguknya. Mereka menemukan rumahnya kosong, tanpa tanda-tanda Nenek Sarah. Hanya ada sebuah catatan kecil di atas meja, yang bertuliskan: "Aku pergi bersama bayangan-bayangan."esjak saat itu, rumah tua itu ditinggalkan, dihantui oleh bayangan-bayangan yang menari di balik dinding. Dan orang-orang berbisik tentang Nenek Sarah, yang menghilang bersama bayangan-bayangan yang mengerikan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun