Mohon tunggu...
muhammad hadzami fatah jazuli
muhammad hadzami fatah jazuli Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, suka nulis tentang hal-hal yang berbau pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Strategi Perang taiwan

17 April 2022   17:17 Diperbarui: 17 April 2022   17:23 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taiwan merupakan  sebuah negara yang berdiri atas dari pecahan republik rakyat cina, taiwan yang pada awalnya adalah sebuah daratan yang menjadi bagian RRC akhirnya melakukan proklamir kemerdekaannya sendri agar bisa terbebas dari belenggu kekuasaan sosialis di RRC.

Sebagai sebuah negara kecil yang belum banyak di akui negara-negara sekitar keberadaan Taiwan sendiri di dunia internasional dapat dibilang cukup mengkhawatirkan dimana setelah dan pada saat sampai sekarang Taiwan merdeka negara Cina yang di  pimpin oleh presiden Xin Jin Ping tetap melakukan upaya-upaya agat Taiwan dapat kembali menjadi bagiannya.

Hal ini di pengaruhi karena adanya kebijakan dari Cina itu sendiri yaitu kebijakan One China Policy  jadi yang artinya adalah hanya ada satu daratan Cina yang berada pada dunia internasional itu sendiri.

Ahli strategi Taiwan pada masa sekarang berusaha menyusun berbagai macam produk kebijakan keamanan yang bisa diterapkan pada Taiwan hal ini bertujuan untuk meminimalisir dan mempersiapkan diri ketika Cina pada waktu tertentu menginvasi daratan Taiwan.

Presiden Taiwan yaitu Tsai Ing-wen bersama ahli strategi perang negaranya pada saat ini melihat dari kebijakan strategi perang rusia dan ukraina, yang mana hal ini Taiwan memperhatikan bagaimana Ukraina sebagai sebuah negara pecahan uni soviet dengan sumber daya manusia dan alamnya yang terbatas harus menahan segala gempuran dari negara beruang merah (Rusia) itu sendiri.

Taiwan pada akhirnya meniru dari strategi perang yang dilakukan ukraina yang mana di awali dengan Taiwan memperkuat seluruh pasukan cadangannya agar bisa lebih terlatih menyamai dari tentara inti Taiwan itu sendiri, taiwan juga memberi informasi kepada penduduknya untuk bisa siap jikalau mana cina benar-benar melakukan invasi militer ke negaranya.

Taiwan sendiri akan menggandakan seluruh alutsistanya seperti penggandaan rudal misil yang target pada tahun ini (2022) mendekati angka 500 unit yang ada, strategi perang asimetris juga digunakan oleh Taiwan untuk mempertahankan negaranya dari invasi cina.

Pendapat serupa disampaikan oleh menteri pertahanan Amerika Serikat yang mana memang jika dilihat dari segala kebijakan dan stategi yang digunakan Taiwan pada saat ini adalah strategi yang sama sepertei strategi yang digunakan oleh ukraina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun