Perubahan iklim dan pemanasan global semakin menjadi isu global yang memerlukan tindakan nyata untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Salah satu solusi utama dalam menghadapi tantangan ini adalah melalui penerapan infrastruktur hijau. Infrastruktur hijau tidak hanya melibatkan teknologi canggih seperti energi terbarukan, tetapi juga melibatkan penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan dalam pembangunan infrastruktur, serta manajemen sumber daya yang lebih efisien. Penerapan infrastruktur hijau memainkan peran penting dalam memerangi perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dari berbagai sektor, termasuk energi, transportasi, dan konstruksi.
Penerapan Infrastruktur Hijau dalam Mengurangi EmisiÂ
 1. Penggunaan Energi Terbarukan
Pemasangan panel surya di atap rumah, bangunan komersial, dan fasilitas industri dapat menghasilkan energi bersih dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Begitu pula dengan turbin angin yang memanfaatkan angin untuk menghasilkan listrik. Menggabungkan panel surya dengan turbin angin di berbagai lokasi geografis dapat memastikan pasokan energi yang stabil dan mengurangi emisi karbon secara signifikan.Â
2. Manajemen Sumber Daya yang Lebih Baik
Memperluas program daur ulang dan menerapkan sistem manajemen limbah yang lebih baik dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari pengolahan limbah. Penggunaan kembali material dan produk daur ulang membantu mengurangi jejak karbon dari produksi baru.Â
3. Konstruksi Berkelanjutan
Membangun gedung dengan bahan bangunan yang ramah lingkungan, seperti beton daur ulang, dan menggunakan teknologi isolasi termal yang canggih dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi selama masa penggunaan bangunan. Meningkatkan ruang hijau di dalam kota, seperti taman, atap hijau, dan dinding hijau, tidak hanya membantu dalam pengelolaan suhu dan kelembaban udara tetapi juga berfungsi sebagai penyerap karbon alami.Â
Strategi untuk Menerapkan Infrastruktur Hijau
1. Kebijakan dan Regulasi yang Mendukung
Pemerintah harus menerapkan regulasi ketat mengenai emisi, menetapkan standar bangunan hijau, dan mendorong penggunaan energi terbarukan melalui insentif fiskal dan subsidi. Mengadopsikan kebijakan yang mempromosikan transportasi berkelanjutan dan energi bersih di sektor publik, seperti pengadaan bus listrik dan stasiun pengisian kendaraan listrik.Â
2. Pendanaan dan Kemitraan Publik-Swasta
Membentuk kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga internasional untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur hijau. Inisiatif ini bisa termasuk pembangunan jaringan listrik berbasis energi terbarukan dan pembangunan fasilitas daur ulang besar-besaran.Â
3. Pengembangan Infrastruktur Digital
Mengembangkan platform digital untuk memantau emisi, mengelola jaringan energi, dan mendukung integrasi energi terbarukan di berbagai sektor. Meningkatkan adopsi teknologi smart grid di kota-kota dan kawasan industri untuk mengoptimalkan penggunaan energi dan meminimalkan limbah energi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H