Mohon tunggu...
Lintas universitas
Lintas universitas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Muhammadiyah Mataram

Saya mahasiswa universitas Muhammadiyah Mataram dan saya sangat senang berolahraga dan beraktivitas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Teknik Restrukturisasi Kognitif di Dalam Implementasi Konseling Behavioral pada Anak yang Malas dan Tingkat Sensifitas Tinggi

30 Juni 2022   10:10 Diperbarui: 30 Juni 2022   10:23 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Penulis, Rahmat Wahyu Aji

Kamis,30 juni 2022

Setiap anak memiliki perilaku dan emosional yang berbeda didalam kehidupan dengan berbagai aktivitas yang dilakukan. Akan tetapi tidak semua anak mampu mengontrol tingkah laku dan juga sulit untuk mengatur anak yang keras kepala. Terutama sebagian besar anak memiliki perilaku yang acuh atau tidak mau tahu akan perbuatan yang dilakukannya baik atau buruknya perbuatan tersebut. 

Tanpa sadar pun perbuatan yang dilakukannya adalah tindakan yang merugikan dirinya sendiri. Tentunya adanya kesulitan mengatasi kecenderungan itu apabila anak telah terbiasa melakukan hal yang tidak bertanggung jawab untuk dirinya sendiri. Meskipun hal ini lumrah ada di dalam perilaku anak akan tetapi alangkah baiknya membuat perubahan baik dengan menerapkan kebiasaan terpuji sejak dini, agar ia mampu belajar bertanggung jawab terhadap setiap  tindakan yang dilakukannya. 

Pemahaman akan pentingnya perilaku tersebut juga harus ditegaskan pada anak dengan berbagai cara yang tidak menyinggung anak. Karena membiasakan penerapan moral yang baik pada anak sejak dini akan mempengaruhi kehidupannya dimasa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukannya strategi penerapan behavioral dengan teknik restrukturasi kognitif didalam kehidupan sehari-hari.

Restrukturisasi kognitif merupakan teknik terapi yang membantu setiap orang untuk memperhatikan dan juga berusaha mengubah pola berfikir dan berperilaku seseorang  yang negatif. Teknik ini berfokus pada pengarahan kembali atas perilaku agar tidak merugikan diri sendiri. Disaat perilaku seseorang tidak baik maka dibutuhkan peran komponen ekternal yang harus mencari cara untuk memberi pengajaran umum yang baik  sehingga kebiasaan tersebut dapat berangur-angsur hilang dan juga memberikan dampak positif terhadap perilakunya. 

Yang terpenting kegiatan awal yang sulit adalah mengubah pola pikir anak untuk menerapkan kebiasan baik tersebut. Akan tetapi sebagai orang terdekat anak  pastinya harus berfikir kritis untuk mengatasi hal tersebut misalnya untuk mengendalikan emosi anak dilakukan denngan  tidak menyalahkan semua tindakan yang dilakukannya akan tetapi kita harus mampu memilah tindakan buruknya dengan cara mengambil kesalahan-kesalahan penting saja, seperti disaat ia bersikap buruk kepada orang lain. Semementara untuk masalah sepele seperti tidak menaruh jaket dengan baik berilah pengarahan yang baik dan kita juga harus bisa sabar mengendalikan emosi pada anak. 

Saat anak sedang merasa kesal, bosan, atau lelah bermain, anak-anak akan sering mudah marah. Tidak ada salahnya dengan hal itu karena anak juga perlu melampiaskan amarahnya. Akan tetapi perlunya meberi batasan terhadap apa yang ia lampiaskan dengan cara membuat peraturan bahwa anak tidak boleh berkata kata-kata kasar atau berbicara yang buruk dengan tindakan seperti ini makan anak akan mengkepresikan amarahnya dengan bijak.

Bagi seorang ibu perlu memahami pemicu anak marah dengan begitu, ibu bisa memberikan informasi yang baik pada anak sesuai dengan permasalahan yang dialaminya. Selain itu juga perlunya memberikan jeda waktu untuk mengevaluasi amarahnya misalnya pada saat sedang marah, mungkin anak secara tiba-tiba melemparkan barang-barang atau bahkan menyalahkan anggota keluarga lain. Hal ini penting karena dapat membantu anak mengetahui bagaimana ia harus bersikap saat emosi negatif mengusai dirinya. Setelah emosi yang meredam ibu juga harus memberikan pengarahan untuk membantu menyelesaikan permasalahan pada anak agar anak belajar lebih baik dan bersemangat menghadapi setiap persoalan yang dialaminya.

Perlu diperhatikan juga bahwa terkadang anak juga memiliki sikap malas yang dominan apalagi mengenai persoalan kebiasaan sehari-harinya misalnya belajar, tidak membuang sampah sembarangan di dalam rumah, bangun tepat waktu, sulit untuk membiasakan dirinya makan teratur karena selalu asik bermain, dan juga ada pula anak yang malas mengembalikan barang-barang yang diambilnya sesuai dengan tempatnya. 

Cara agar anak tidak cenderung bermalas-malasan untuk kebiasaan yang sederhana tentunya orang tua harus tetap suport segala yang dirasakan anaknya. Akan tetapi, pengarahan pada anak ke jalan yang terbaik tidak perlu menghakimi terlalu keras atau marah yang berlebihan yang bisa membuat anak tidak mood melakukan apapun dan juga menghindari anak merajuk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun