Identitas : Jika remaja didukung dalam eksplorasi mereka dan diberi kebebasan untuk mengeksplorasi peran yang berbeda, mereka cenderung keluar dari tahap ini dengan rasa diri yang kuat dan perasaan mandiri serta terkendali.
Proses ini melibatkan eksplorasi minat, nilai, dan tujuan mereka, yang membantu mereka membentuk identitas unik mereka sendiri.
Kebingungan Peran : Jika remaja dibatasi dan tidak diberi ruang untuk mengeksplorasi atau merasa prosesnya terlalu membebani atau menyusahkan, mereka mungkin mengalami kebingungan peran.
Ini bisa berarti merasa tidak yakin tentang posisi seseorang di dunia, nilai-nilai, dan arah masa depan. Mereka mungkin kesulitan mengidentifikasi tujuan atau jalan mereka, yang menyebabkan kebingungan tentang identitas pribadi mereka.
Tahap 6. Keintiman vs. Isolasi
Keintiman versus isolasi merupakan tahap keenam dari teori perkembangan psikososial Erik Erikson. Tahap ini berlangsung selama masa dewasa muda antara usia sekitar 18 hingga 40 tahun. Selama tahap ini, konflik utama berpusat pada pembentukan hubungan yang intim dan penuh kasih dengan orang lain.
Keintiman : Individu yang berhasil melewati tahap ini mampu membentuk hubungan intim dan timbal balik dengan orang lain.
Mereka dapat menjalin ikatan yang erat dan merasa nyaman dengan saling ketergantungan. Keintiman melibatkan kemampuan untuk bersikap terbuka dan berbagi diri dengan orang lain, serta kemauan untuk berkomitmen pada hubungan dan melakukan pengorbanan pribadi demi hubungan tersebut.
Isolasi : Jika individu kesulitan membentuk hubungan dekat, mungkin karena krisis identitas yang belum terselesaikan sebelumnya atau takut penolakan, mereka mungkin mengalami isolasi.
Isolasi mengacu pada ketidakmampuan untuk menjalin hubungan yang bermakna dan intim dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kesepian, keterasingan, dan pengucilan.
Tahap 7. Generativitas vs. Stagnasi