Mohon tunggu...
Muhammad Habib Pansuri
Muhammad Habib Pansuri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Kognitif Anak

28 Oktober 2024   10:30 Diperbarui: 28 Oktober 2024   10:37 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Teori Vygotsky Terkait Perkembangan Kognitif Anak dan Belajar Sosial!

Teori Vygotsky

Teori Vygotsky -- Setiap anak berkembang dengan keunikannya sendiri. Perkembangan-perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pola asuh, pendidikan, dan lingkungan tempat anak bertumbuh. Perkembangan anak harus diperhatikan baik dari fisik maupun psikologi.

Keduanya sama pentingnya. Perkembangan pemerolehan pengetahuan juga pemting bagi anak. Orang tua harus memperhatikan perkembangan kognitif anak karena hal tersebut penting untuk perekambangan pengetahuan anak.

Tentu pengetahuan sangat penting sebagai bekal di masa depan. Terutama soal bertahan hidup, setidaknya untuk dirinya sendiri. Seperti yang Grameds tahu bahwa perkembangan dunia sangat cepat dan kebutuhan akan tenaga kerja sangat minim.

Karena, sebagian besar jenis pekerjaan yang menggunakan tenaga manusia diganti oleh mesin. Misalnya dalam bidang pertanian, dahulu, untuk memanen membutuhkan banyak tenaga manusia. Tetapi, sekarang cukup dengan alat combine harvesters, memanen padi tidak membutuhkan tenaga manusia yang banyak.

Oleh sebab itu, anak harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan. Kecerdasan tersebut harus dipupuk sejak dini. Caranya dengan memaksimalkan kemampuan kognitif anak di usia-usia emas.

Dari pemikirannya mempengerahi terciptanya teori konstruktivisme sosial yang memiliki fokus pada pembangunan kognitif anak melalui interaksi sosial. Vygotsky mengajukan teori bahwa perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang sejalan dengan teori sosiogenesis.

Artinya, pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa individu bersikap pasif dalam perkembangan kognitifnya, tetapi Vyogotsky juga menekankan mengenai pentingnya peran aktif seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya.

Teori Perkembangan Proksimal Vygotsky

Melansir dari laman kompasiana.com, teori perkembangan kognitif menurut Vygotsky dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut.

1. Zone of Proximal Development

Zone of proximal development (ZPD) merupakan serangkaian tugas yang sulit dikuasi oleh seorang manusia atau anak-anak secara sendirian. Namun, kesulitan tersebut dapat diatasi dengan bantuan dari orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu untuk membantunya.

ZPD sendiri terbagi atas dua bats. Pertama, tingkat perkembangan aktual (actual development level), yakni berupa pemecahan masalah secara mandiri. Kedua, tingkat perkembangan potensial (level of potential development), yakni berupa pemecahan masalag di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih ahli.

2. Scaffolding

Konsep yang berkaitan erat dengan zone of proximal development (ZPD) adalah scaffolding. Scaffolding merupakan sebuah teknik untuk mengubah level dukungan selama sesi pengajaran dengan orang yang lebih ahli.

Sebagai contoh guru atau teman sebaya yang lebih mampu. Scaffolding juga disebut dengan pemberian sejumlah bantuan kepada seorang manusia atau anak selama tahap awal oembelajaran. Tutor akan memberikan beberapa stimulus pada anak.

Ketika awal diberikan tugas baru, anak biasanya belum mengerti. Saat kemampuan anak semakin meningkat maka pelan-pelan guru atau tutor akan mengurangi bimbingannya sedikit demi sedikit.

3. Bahasa dan Pikiran

Menurut Vygotsky, manusia menerapkan bahasa untuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Bahasa digunakan manusia tidak hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas.

Vygotsky berpendapat mengenau konsep bahasa dan pikiran yang terbagi menjadi dua macam, yakni percakapan sendiri (private speech) dan pembicaraan batin (inner speech). Percakapan sendiri (private speech) merupakan kebiasaan anak berbicara dengan keras kepada dirinya sendiri tanpa maksud berbicara dengan orang lain. Hal itu, menjadi hal yang normal terjadi pada anak yang berusia 3-5 tahun.

Sebagai contoh, seorang anak yang berjalan bersama teman-temannya melewati sebuh jembatan. Secara tidak langsung, anak akan bicara pada dirinya sendiri dengan keras, "ayo kita menyeberangi sungai! Awas, hati-hati ada buaya! Buaya itu akan memakan kita, awas!!".

Berbicara dengan diri sendiri akan meningkat semasa prasekolah dan akan hilang selama masa pertengahan anak-anak. Hal ini disebabkan oleh anak yang menjadi lebih mampu mengurus dan menguasai tindakan mereka. Keadaan tersebut disebut dengan pembicaraan batin (inner speech).

B. Teori J. Piage Terkait perkembangan Kognitif Anak 

Melansir dari laman halodoc.com, J. Piaget merumuskan setidaknya ada empat tahap perkembangan kognitif anak. Berikut rinciannya.

1. Tahap Sensorimotor (Usia 18-24 Bulan)

Bayi dengan usia 18-24 bulan masuk ke dalam tahap sensorimotor, bayi akan mengembangkan pemahaman mengenai dunia melalui koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai, menyentuh).

Perkembangan utama dalam tahal sensorimotor adalah pemahaman bahwa ada objek dan peristiwa yang terjadi di dunia secara alami dari tindakannya sendiri. Sebagai contoh, jika ibu meletkkan mainan di bawah karpet maka anak tahu bahwa mainannya hilang atau tidak terlihat.

Ia akan secara aktif mencarinya. Pada awal tahapan ini, anak akan berperilaku seolah mainan itu hilang begitu saja.

2. Tahap Praoperasional (Usia 2-7 Tahun)

Tahap Praoperasional dimulai sekitar usia 2 tahun sampai 7 tahun. Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik. Tetapi belum menggunakan operasi kognitif. Ia belum mampu menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran.

Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa menggunakan pemikiran logis. Selama akhir tahap ini, anak akan secara mental dapat merepresentasikan peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau tanda) dan terlibat dalam permainan simbolik.

3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7-11 Tahun)

Perkembangan kognitif anak pada tahap operasional konkret berlangsung pada sekitar usia 7 sampai 11 tahun. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional.

Tahapan ini menjadi titik balik utama dalam perkembangan kognitif anak. Karena, menandai awal pemikiran logis. Pada tahap ini, anak akan cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran logis. Tetapi, hanya dapat menerapkan logika pada objek fisik.

Anak akan mulai menunjukkan kemampuan konservasi (jumlah, volume, luas, dan orientasi). Meskipun anak dapat memecahkan masalah secara logis namun, mereka belum mampu berpikir secara abstrak atau membuat hipotesis.

4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 Tahun ke Atas)

Perkembangan kognitif anak dimulai ketika usia 12 tahun dan berlangsung hingga dewasa. Di usia remaja memasuki tahap ini maka mereka akan memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya.

Hal tersebut dilakukan tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret. Seorang remaja dapat melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif, menggunakan penalaran abstrak, dan membayan

gkan hasil dari tindakan tertentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun