Bahan Bakar Alternatif (Biofuel) dari Minyak Kelapa, Kok Bisa?

Gambar: MInyak kelapa setelah diproses secara kimiawi

Sebagai upaya dalam mengatasi krisis iklim dunia, mengurangi bahkan menghentikan pemanfaatan energi bahan bakar minyak bumi yang berasal dari fosil ini merupakan sebuah keniscayaan. Namun, banyak negara terlihat sulit untuk menghentikan pemanfaatan energi bahan bakar minyak bumi karena efek ketergantungan yang sangat kuat.  Seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk yang sangat cepat juga, kebutuhan energi terus meningkat setiap tahunnya. Sebagian besar kebutuhan energi didapatkan dari sumber daya alam tak terbarukan lainnya misalnya saja seperti gas alam, dan batu bara yang di mana ketersediaannya cepat atau lambat akan habis.

Mungkin di kemudian hari bahan bakar minyak bumi tidak akan dimanfaatkan lagi karena dampak kerusakan lingkungan salah satunya menyebabkan krisis iklim seperti pemanasan global serta dapat merusak ozon pada atmosfer. Untuk menuju transisi energi bersih yang lebih terbarukan dengan meninggalkan energi berbasis minyak bumi dan beralih memanfaatkan biofuel, dinilai cukup realistis bukan? Bagaimana menurut kalian?

Referensi:

Independent, J. (2022). 5 Manfaat Minyak Kelapa, Baik untuk Kesehatan Hingga Kecantikan. https://jambiindependent.disway.id/read/91469/5-manfaat-minyak-kelapa-baik-untuk-kesehatan-hingga-kecantikan

Ishihara, A., Fukui, N., Nasu, H., & Hashimoto, T. (2014). Hydrocracking of soybean oil using zeolite-alumina composite supported NiMo catalysts. Fuel, 134(June), 611–617. https://doi.org/10.1016/j.fuel.2014.06.004

Kriswiyanti, E. (2014). KEANEKARAGAMAN KARAKTER TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L. ) YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN UPACARA PADUDUSAN AGUNG. Jurnal Biologi, 17(1), 15–19.

Kurnia, A., & Sudarti. (2021). Efek Rumah Kaca oleh Kendaraan Bermotor. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Sains, 4(2), 1–9.

Rasyid, R., Sabara, Z., Ainun Pratiwi, H., Juradin, R., & Malik, R. (2018). The Production of Biodiesel from A Traditional Coconut Oil Using NaOH/γ-Al2O3 Heterogeneous Catalyst. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 175(1), 2–8. https://doi.org/10.1088/1755-1315/175/1/012025

Kompasianival

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H