Mohon tunggu...
Muhammad Ghazi Putra Assad
Muhammad Ghazi Putra Assad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Politik di Universitas Pembangunan "Veteran" Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Apakah Pancasila Masih Relevan untuk Menjadi Ideologi?

14 September 2021   10:49 Diperbarui: 14 September 2021   10:57 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak pertanyaan yang muncul tentang apakah pancasila masih relevan untuk menjadi ideologi negara dan bangsa Indonesia yang dimana sudah 76 tahun ideologi ini digunakan bangsa Indonesia untuk mempersatukan masyarakat dan sebagai pengarah motivasi bangsa untuk menggapai cita-cita bangsa.

Pancasila digunakan oleh bangsa atau masyarakat sebagai pedoman dan moralitas kehidupan. Karena pada dasarnya pancasila diamlkan dengan cara berteman dengan siapapun tanpa membeda-bedakan kelas sosial dan juga tidak berbuat semena-mena terhadap orang lain. Maka dari itu ini adalah sebuah pertanyaan yang sangat menarik untuk dibahas. Tetapi sebelum itu kita harus tau apa arti ideologi itu sendiri. Apa penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila tersebut.

Ideologi memiliki tiga arti utama, yang pertama ialah sebagai kesadaran palsu biasanya arti ini digunakan oleh para filosof dan ilmuwan sosial. Ideologi merupakan teori-teori yang tidak bertujuan pada kebenaran, melainkan pada kepentingan pihak yang menyiarkan pendapatnya. Ideologi juga dapat digunakan sebagai sarana kelas atau kelompok sosial tertentu yang berkuasa untuk menjustifikasi kekuasaannya.

Arti yang kedua adalah ideologi dalam arti netral. Dalam hal ini ideologi adalah keseluruhan sistem berpikir, nilai-nilai, dan sikap dasar suatu kelompok sosial atau kebudayaan tertentu. Arti kedua ini terutama ditemukan dalam negara-negara yang menganggap penting adanya suatu "ideologi negara". Disebut dalam arti netral karena baik buruknya tergantung kepada isi ideologi tersebut.

Arti yang ketiga ialah ideologi sebagai keyakinan yang tidak ilmiah, biasanya arti ini digunakan dalam filsafat dan ilmu-ilmu sosial yang positivistik. Banyak pemikiran yang tidak dapat dibuktikan dengan logis atau empiris adalah suatu ideologi. Segala masalah etis dan moral, asumsi normatif, dan pemikiran-pemikiran metafisis termasuk dalam wilayah ideologi.

Setelah kita mengetahui apa arti ideologi, sekarang kita cari tahu bagaimana proses pembuatan dan sejarah bagaimana pembuatan dasar negara kita. Sejarah pancasila tidak dapat dipisahkan dengan kisah perjuangan Indonesia dalam mengusir kolonialisme dan kemudian mendirikan negara merdeka bernama Republik Indonesia.

Dalam uraian Nugroho, Soekarno bukanlah orang yang membuat Pancasila, pada kenyataanya orang pertama yang mempidatokan lima dasar itu adalah Mohammad Yamin. Soekarno hanya memberi nama "Pancasila". Nugroho juga menyebut rumusan Pancasila yang otentik adalah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945 yang disahkan tanggal 18 Agustus 1945.

Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dimana satu kesatuan tersebut mengacu dalam tujuan yang satu. Nilai-nilai dasar Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang bersifat universal dan objektif, maka darii itu nilai-nilai yang terkandung dapat digunakan dan diakui oleh negara-negara lain selain Indonesia.

Sebagai Ideologi bangsa Indonesia pancasila pada dasarnya bukan hanya merupakan suatu hasil pernungan apalagi pemikiran sesorang atau kelompok saja, tetapi pancasila diangkat dari nilai-nilai, kebudyaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam pandangan masyarakat Indonesia.

Globalisasi membuat banyak perubahan-perubahan di dalam keberlangsungan hidup dunia internasional yang dampaknya langsung terhadap perubahan-perubahan di berbagai Negara. Kemampuan masyarakat itu sendiri dalam menghadapi tantangan-tantangan yang akan memasuki kehidupan nasional, sosial, dan politik, bahkan mental dan bangsa maka tembok yang terakhir ialah keyakinan nasional atas dasar Negara Pancasila yang sebagai tembok dalam menghadapi tantangan pada era Globalisasi yang selalu mengalami perkembangan pada saat ini.

Menerapkan nilai-nilai Pancasila bagi masyarakat Indonesia di era globalisasi ini bisa dilaksanakan dalam kesempatan yang tepat seperti pada saat peringatan hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan, hari pahlawan dan hari besar nasional lainnya, masyarakat berusaha melakukan yang mereka suka dan menjadikan kesukaan mereka menghasilkan prestasi yang gemilang, belajar dengan sungguh-sungguh sebagai bekal masa depan bangsa dan membanggakan bangsa dan negara, menyukai dan kemudian menggunakan serta bangga terhadap produk-produk dalam negeri demi kemajuan ekonomi negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun