Mohon tunggu...
Muhammad Ghathfan Faiz Faruq
Muhammad Ghathfan Faiz Faruq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Uin Maulana Malik Ibrahim Malang

Di harapkan tulisan yang saya susun dapat bermanfaat bagi para pembacanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kondisi Perkembangan yang Harus Orang Tua Ketahui pada Masa Remaja Awal-Akhir

15 Desember 2022   23:06 Diperbarui: 15 Desember 2022   23:10 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat remaja kita mesti mengalami masa-masa bimbang/ labil, dimana tidak jarang dari kita merasa ingin bebas dan memberontak lalu ingin sekali dimengerti. Maka dari  itu, dirasa orang tua perlu memahami perkembangan apa saja yang terjadi pada masa remaja ini. Menurut KONPKA masa remaja dibagi menjadi tiga, yaitu tahapan remaja awal (12-15 tahun), tahapan remaja menengah (15-18 tahun), dan masa remaja akhir (19-22 tahun).

Perkembangan yang terjadi pada remaja meliputi fisik, kognitif, dan sosioemosional.
Perkembangan fisik
Perkembangan fisik remaja bisa dilihat dari perkembangan dalam dan luar tubuh remaja tersebut. Perkembangan fisik yang didalam diantaranya sistem perncernaan lebih menjadi kuat dan tebal, sistem peredaran darah mencapai tingkat kematangan, dan perubahan pada fungsi produktif dan hormonal. 

Sedangkan perkembangan fisik yang diluar diantaranya meningkatnya tinggi dan berat badan, proporsi tubuh mencapai perbandingan yang baik, dan terdapat perubahan pada bentuk tubuh seperti jagun pada pria dan pinggul membesar pada wanita karena hormon.

Perkembangan kognitif
Piaget berteori bahwa perkembangan pada remaja termasuk kedalam tahap teori operasional formal yang dimana teori ini masuk kedalam teori keempat dan yang terakhir dalam teori perkembangan yang di kemukakan piaget. Dalam tahap ini remaja dapat lebih meilhat atau memandang sebuah kejadian-kejadian dengan logis.

Perkembangan sosioemosional, berdasarkan namanya perkembangan ini memiliki keterkaitan dengan perasaan atau emosional remaja. Dalam perkembangan sosioemosional ini dapat dilihat dari meningkatnya pengaruh sebaya, pengelompokan sosial dan perubahan perilakunya, remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dengan cara menggerutu, meledak-ledak, atau tidak mau bicara, dan remaja mulai mencapai kematangan emosi dengan menunjukkan sikap pengendalian diri.

ERIKSON berteori bahwa remaja berusaha untuk menemukan jati diri mereka sebenarnya, apa saja yang terdapat pada diri mereka dan arah mereka dalam menjalani hidup yang disebut identity confusion. Remaja yang tidak bisa menyelesaikan krisis identitasnya akan mengalami identity confusion atau keseimbangan akan identitasnya.

Dari beberapa penjelasan tersebut, remaja dapat memiliki beberapa metode pembelajaran:
Diskusi : menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan

Eksperimen : siswa dapat melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati serta menuliskan hasil percobaanya

Demonstrasi : dengan cara memperagakan barang, aturan dan urutan melakukan kegiatan baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan materi atau yang disajikan

Simulasi : proses pembelajaran yang menggunakan simulasi cenderung objeknya bukan bendanya atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun