Namun, sebagian besar kekurangan pada novel ini terletak pada tanda baca dan typo yang bisa diperbaiki. Gaya bahasa yang digunakan sudah bagus sehingga mampu mengajak pembaca untuk ikut masuk ke dalam Briniac High School.
Diamond Class memiliki plot yang menarik dan sesuai dengan tema umum yang diangkatnya, yaitu persaingan di sebuah sekolah elit. Meskipun awalnya beberapa bab terasa agak lambat, cerita mulai mengambil momentum pada pertengahan bab kedua dan seterusnya, dengan konflik-konflik yang bermunculan.Â
Ambisi Flo untuk menduduki peringkat pertama, teka-teki di sekitar Ana yang mendapat ancaman dari orang misterius, serta persahabatan aneh antara Ana, Re, dan Al, semuanya memberikan warna yang menarik. Ada juga permainan persaingan antara Re dan Al dalam meraih perhatian Ana, sementara karakter-karakter seperti Alan menambah keramaian dari cerita ini.Â
Hubungan yang tegang antara Fanya dan Re, serta lapisan misteri di balik masa lalu Flo, Binar, dan Ana menambah daya tarik cerita. Dengan banyaknya misteri yang dihadirkan, novel ini menjadi semakin menarik hingga akhirnya terbuka sebagai sebuah karya yang memikat.
Dialog-dialog dalam novel ini terasa natural dan mengalir dengan baik, kecuali saat menjelaskan materi pelajaran yang kompleks. Penggunaan bahasa gaul yang digabung dengan bahasa formal memberikan warna tersendiri pada dialog-dialognya. Sentuhan bahasa asing di dalamnya menambah dimensi menarik pada percakapan dalam novel ini.
Karakter:
Setiap karakter dalam cerita dibangun dengan baik dan mengalami perkembangan yang konsisten. Perjalanan mereka secara psikologis menarik untuk diikuti. Berikut beberapa tokoh yang paling mencolok di Diamond Class.
Nirbita Flauzia (Flo):
Sebagai peringkat dua di Diamond Class, Flo memiliki obsesi untuk meraih puncak kesuksesan. Panggilan "Flo" mengandung kedekatan dengan karakternya yang kuat dan ambisius. Dia memiliki toleransi rendah terhadap kekalahan, yang mencerminkan karakter keras kepala dan kemauannya untuk terus maju. Meskipun begitu, di balik sikapnya yang tegas, dia memiliki sisi emosional yang mendalam, terkadang moody dan sensitif, tapi ia lebih sering tidak memedulikan sekitarnya. Ketidaksukaannya pada kata "maaf/sorry" mengisyaratkan karakter yang keras dan tak mau menunjukkan ketidakberdayaannya. Keberhasilannya dalam belajar juga mencerminkan ketekunannya yang luar biasa. Namun, diam-diam, ia memiliki minat pada seni dan musik, memberikan kedalaman yang menarik pada dirinya.
Anandita (Ana):